image

Anda semua pasti mengenal lagu ‘Halleluyah’. Lagu ini adalah masterpiece Handel. Seorang penulis biografi Handel menulis, “karya tersebut akan tetap menjadi karya terbesar dalam sejarah penggubahan lagu/musik. Mungkin untuk selamanya”.

Handel sebenarnya sudah mulai terkenal sejak usia 8 tahun. Sejak usia itu ia sudah mahir bermain organ dan pernah tampil di depan Pangeran Frederick III dari Berlin. Bahkan kota-kota besar di Eropa juga pernah disambanginya.
Namun nama besar bukanlah jaminan. Karena situasi, Handel kehabisan uang, nyaris bangkrut dan antusias penonton tak lagi berpihak padanya. Itu makin diperparah oleh kesehatannya yang semakin memburuk (terkena stroke hingga tangan kanannya lumpuh). Meski akhirnya bisa disembuhkan, Handel memutuskan untuk pensiun dari dunia musik yang telah membesarkannya.

Empat bulan setelah konser perpisahannya, seorang bernama Charles Jennings memberikan sebuah buku musik kepada Handel. Buku itu ditulis berdasarkan kehidupan Yesus. Tak disangka ternyata buku itu mampu mengubah hidup Handel. Ia pun menulis karya-karyanya lagi. Kreativitasnya mengalir terus menerus selama 21 hari tanpa henti dan dalam waktu tiga minggu itu, ia berhasil merampungkan ‘Messiah’ setebal 260 halaman, dengan bobot karya yang tak tertandingi.

Kisah Handel di atas adalah salah satu kisah yang baik mengenai bangkit dari keterpurukan. Banyak sekali kesaksian yang pernah saya dengarkan mengenai bangkit dari keterpurukan, namun juga tidak sedikit kisah mengenai orang orang yang menyerah dalam masalah mereka. Mazmur 145:14, Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.  Mazmur ini ditulis melalui pengalaman hidup, pengalaman yang telah menyaksikan bahkan mengalami sendiri keterpurukan.  Saya yakin bahwa pemazmur sudah merefleksikan bahwa tidak ada satu tempatpun di mana manusia dapat berharap dan merasa nyaman di luar Tuhan.  Mengetahui saja tidak cukup, namun perlu percaya bahwa ayat ini hidup dan itulah janji Tuhan.

ada sebuah lagu yang baik sekali, saya tampilkan pada post ini:

NKB 19 -Dalam Lautan Kelam

1. Dalam lautan yang kelam, terancam jiwaku,
Dalam dosa tenggelam, hilang harapanku.
Tapi Tuhan berkenan dengar seruanku,
Lalu ‘ku di s’lamatkan Mukhalisku.

Refrein:
Kasih kudus! Kasih kudus!
Yang t’lah mengangkatku; kasih kudus!
Kasih kudus! Kasih kudus!
Yang t’lah mengangkatku: kasih kudus!

2. Kasih-Nya kudus, besar, patut kubalaslah;
Kar’na itu ‘ku gemar agungkan nama-Nya.
Kuserahkan hidupku bulat kepada-Nya,
Melayani Tuhanku selamanya!

3. ‘kau yang hampir tenggelam pandanglah pada-Nya!
Tuhan Yesus t’lah menang; ‘kau ‘kan diangkat-Nya!
Laut yang mengamuk pun dibuat-Nya reda.
Yesus mau menolongmu: percayalah!

kiranya jadi berkat bagi kita!