140721054210714-PresidenNelayan

Lukas 16:10
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.

Bagian ini cukup menarik, mengapa? Dalam pelayanan, apakah ada hal kecil dan hal besar? Kalau kita memahami konsep anugerah, maka yang namanya kecil maupun besar tidak lagi ada. Dalam pembagian talenta, yang ada adalah “banyak dan sedikit”, bukan berarti yang banyak diberi talenta, pekerjaannya besar dan yang sedikit diberi talenta, pekerjaannya kecil.  Saya menduga, Yesus ingin kita melihat semua pekerjaan perlu dilakukan dengan kesungguhan hati.  Itu intinya!

Besar maupun kecil bukan merupakan hal yang pokok dalam bagian ini. Namun yang pokok adalah frasa yang memulai dua kata, besar dan kecil, yaitu SETIA. Secara etimologi, setia adalah hal positif, yang dicontohkan langsung oleh Tuhan, sekalipun dalam cawan murka yang tidak seharusnya Dia minum, harus Dia minum untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab-Nya.

Bagian ini adalah komunikasi dorongan dari Yesus kepada mereka yang mengambil bagian dalam pelayanan, yaitu murid-murid-Nya. Yesus memberi tanda awas bahwa secara naluriah ketika manusia sudah jatuh dalam dosa, maka kehendak manusia adalah hal-hal sekunder, yang bersifat materi. Dan ayat 11, Yesus mengacu pada godaan dunia, yaitu mamon. Mamon yang seringkali membuat orang tidak lagi mampu melakukan tugasnya dengan baik. Di sinilah atau bagian itulah manusia rela meninggalkan kesetiaannya untuk beralih pada hal yang sia sia alias tidak lagi setia.

Saya tidak tahu apa yang menjadi godaan setiap kita yang bisa mengganjal pelayanan kita. Mungkin saja bukan materi, namun hal-hal yang lain di mana orang lain tidak tahu, hanya kita dan Tuhan yang tahu. Mari kita bereskan agar kita kedapatan “terang” di hadapan-Nya. Dan dengan demikian kita bisa bermegah seperti Paulus katakan, “kita bermegah dalam Yesus” atau artinya kebanggan kita adalah melakukan kehendak-Nya.

“Seorang anak miskin ingin sekali mengikuti persekutuan Sekolah Minggu di Baptis Chruch Philadelphia. Saat ia melangkah masuk, ruang sekolah minggunya kecil dan tidak ada lagu bagian di mana ia bisa duduk mendengarkan Firman Tuhan. Ia berdiri di balik pintu luar ruang sekolah Minggu itu. Seorang Pendeta setempat melihatnya dan bertanya, “mengapa kamu di luar?” Ia pun menjawab bahwa tidak ada tempat bagiku didalam sana. Pendeta itu mencarikan tempat dan anak itu duduk di pangkuan pendeta.

Anak kecil ini rajin dan aktif, sampai suatu saat ia tidak lagi pernah datang ke sekolah Minggu. Pendeta setempat itu mengunjungi rumahnya, ternyata anak itu telah meninggal karena sakit dan orang tuanya tidak memiliki cukup uang untuk pengobatan. Yang menarik adalah, orang tuanya mengeluarkan dua keping uang (seperti janda miskin dalam Alkitab), dan berkata, “Pak Pendeta, anak ini menabung uangnya untuk menyumbangkanya buat gedung Sekolah Minggu. 2 peser uang, untuk apa? Dengan terharu, pendeta ini menceritakan kisah anak ini kepada jemaatnya, dan ada seorang wartawan yang mendengarnya, wartawan ini menuliskannya di koran dan sumbangan berdatangan sehingga gereja yang sangat kecil di Philadelphia itu menjadi amat besar dan mereka membangun sekolah, rumah sakit dan gereja megah untuk kemuliaan Tuhan. Kesetiaan membawa dampak yang besar.”

Mari kita liahat pekerjaan kita bukan pada besar dan kecil, tetapi betapa pentingnya untuk nama Tuhan dimuliakan. Amin.