A. Power Point bahan : Contoh Metode Kreatif
MERANCANG METODE YANG KREATIF DAN EFISIEN
MAGELANG.02092015.
1. PESERTA KATEKISASI
REMAJA USIA 15 – 18 TAHUN, BERJUMLAH 10 ORANG.
LOKASI: SALAH SATU KOTA DI JAWA TENGAH (MAGELANG)
PERGUMULAN: KURANG PAHAM TENTANG TRINITAS; SULIT BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG DEWASA. MEREKA BERANGGAPAN ORANG DEWASA ‘GAK ASYIK, KEPO, DAN KOLOT.
2. MATERI KATEKISASI
TRINITAS: ALLAH YANG BERSAHABAT
- Remaja paham makna Tritunggal sebagai Allah dalam persekutuan yang setara, intim dan inklusif.
- Remaja mengerti makna Tritunggal dalam kehidupan persekutuan dengan sesama intergenerasi.
Durasi 3 X Pertemuan
3. PERTEMUAN PERTAMA
Peserta dibagi dalam 5 kelompok.
Masing-masing kelompok mencari beberapa pandangan tentang Trinitas: modalisme, personae, perichoresis. Pencarian dapat dilakukan melalui gadget peserta.
Mempresentasikan hasil dari riset tersebut secara pleno.
Pengajar memberikan pandangan GKI tentang Trinitas.
4. PETEMUAN KEDUA
Pertemuan dibuka dengan mendengarkan lagu: “All Are Welcome”
Kelompok mendiskusikan makna lagu tersebut dalam kehidupan mereka. Mereka juga mendiskusikan hubungan antara makna lagu dengan doktrin Trinitas yang telah dibahas minggu lalu.
Pengajar memberikan kesimpulan tentang implementasi Trinitas yaitu persekutuan persahabatan yang setara, intim dan inklusif.
Penerapan persekutuan persahabatan yaitu melalui persekutuan intergenerasi.
Tugas peserta: merancang persekutuan intergenerasi sebagai proyek Trinitas.
5. PERTEMUAN KETIGA
Peserta persekutuan membentuk kelompok @ 5-6 orang.
Tiap-tiap kelompok mendiskusikan: penyebab sulitnya komunikasi – kerjasama antar generasi (lawan dari kesetaraan).
Mendiskusikan hal-hal yang berguna untuk membentuk persekutuan yang bersahabat intergenerasi.
Pengajar menyimpulkan persekutuan intergenerasi dengan pelajaran tentang Trinitas.
B. Power Point. KONSEP KELAS KATEKISASI KREATIF; MAGELANG.02092015.
1. Pendidikan Pembebasan: melawan “banking education” – Paulo Freire, Pedagogy of the Oppressed
2. Pendidikan Kristiani: Berbagi Pengalaman Iman (Sharing Faith) – Nara didik mengalami Pemerintahan Allah (perjumpaan dengan Kristus) dan berani membawa Pemerintahan Allah keluar.- Thomas Groome, Christian Religious Education
3.Pesrta sebagai sebagai subyek -Kenali Peserta dengan baik
4. Membuat Goal Katekisasi – proses berteologi & pengalaman perjumpaan
5. beragam ‘rasa’ spiritualitas -MENGENALI WARNA SPIRITUALITAS PESERTA
6. membuat kurikulum katekisasi – merancang kelas
7. Pengajar tidak tunggal – Libatkan ‘pengajar’ lain (peserta, orang ahli, anggota/simpatisan gereja
8. Lakukan evaluasi (berkala) – Materi. Kelas: pengajar & peserta. Metode.
C. Power point : PENGALAMAN DI JEMAAT GKI KAYU PUTIH – POTRET KATEKISASI KREATIF
1. TIGA KELOMPOK KATEKISASI
- Kelas Dewasa (19 tahun ke atas).
- Kelas Remaja (14 – 18 tahun).
- Kelas khusus (lansia, agama lain, denominasi lain, PRT).
2. METODE KELAS DEWASA:
•CERAMAH.
•DISKUSI KELOMPOK.
•KUNJUNGAN/VISITASI.
3. Kelas Remaja -Mengenal Peserta
- Remaja Gen-Y.
- Team oriented.
- Fasih teknologi.
- Dangkal Refleksi: pemaknaan hidup.
- Enerjik – Kreatif.
- Cepat bosan, konsentrasi tidak bertahan lama.
- Sibuk dengan tugas-tugas sekolah.
- Moody – tergantung suasana hati.
4. Konsep Kelas – We are Family – GOAL
- Paham Iman Kristen.
- Berani mengambil keputusan sebagai pengikut Kristus.
- Membentuk komunitas persahabatan.
- Mampu ber-teologi secara mandiri.
- Mengalami perjumpaan dengan Kristus ‘secara langsung’ melalui interaksi bersama.
5. Strategi :
- Kelas katekisasi yang menyenangkan.
- Setiap peserta memiliki peer group yang
menjadi saudara selama katekisasi.
- Aturan bersama.
- Peserta belajar mandiri, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.
- Peserta terlibat dalam organisasi gereja.
6. Kelas Katekisasi yang Menyenangkan
- Pembuatan kurikulum bersama.
- Suasana kelas cair, tidak kaku: serius
tapi santai (makan-minum bersama).
- Presentasi kelompok.
- Permainan bermakna.
- Diskusi kelompok (termasuk melibatkan orangtua)
- Membuat diary mingguan.
- Berbagi pengalaman iman tentang persahabatan dengan Kristus
( proses berteologi mandiri). - Diskusi dengan nara sumber.
- Nonton dan diskusi film.
- Talent show.
- Kunjungan (korban banjir, panti asuhan, pesantren, dll).
- PA Interaktif – Life group.
- Berbagai jalan spiritualitas: labirin, taize. jurnal.
- Interaksi dengan orang baru – pergi ke Mall dan berbicara dengan orang lain untuk satu misi.
- Panitia penyelenggara program remaja.
- Camping.
7. Diary
+ “Dear diary
jadi di sekolah negeri ada pergumulan buat orang2 kristen namanya rokris (rohani kristen) di pergumulan tersebut ada kegiatan namanya mentoring. tugas dari mentoring ini tuh kayak pelayanan buat Tuhan tapi dengan cara belajar alkitab dan mengenal Tuhan sama sama. gue kepilih buat jadi mentor gua merasa kayak ini tuh ga penting gitu, soalnya gua pasti bisa melakukan hal2 yang lebih penting daripada ini. gua pengen nolak ke guru gua soalnya gua males banget dengan alesan gua capek, pulang sore, gaada temen. tapi sebelum gua mau nolak gue mikir “kok kayaknya gua itung2ngan ya sama Tuhan gue capek, gue males, gue gasuka sama kegiatan ini” padahal Tuhan tuh gapernah namanya itung2ngan ke hambaNya dia selalu berbuat adil. akhirnya mau gamau gua harus bisa buat masuk dalam kegiatan ini. Jangan meninggalkan Tuhan untuk sesuatu, tapi tinggalkanlah sesuatu untuk Tuhan”
–YANDO
+ “Diary aku mau cerita deh soal salah satu temenku..dianitu kalo ngomong tuh gak pernH dipikir dulu selalu asal ngomong dia juga anaknya kalo mau ngomong tuh kasar.jadi dia ke rumah salah satu temenku dia nginep trus teriak-teriak gitu ngomong “eh bego lu” mama temenku denger terus gak suka sama dia. Satu kelas tuh benci dia. Aku juga kesel sih sama dia tapi kalo dijauhin nanti gak punya temen.Tapi kalo orang tersinggung waktu dia asal ngomong pasti dia bilang “baper banget sih lu” baper itu maksudnya bawa perasaan.aku bingung sama dia deh kalo orang lain yang ngomong kasar dia bilang gak boleh tapi kalo sendirinya aja .”
–RIBKA
8. Journey with Our Bestfriend – Class of 2011
Salah satu lagu rohani yang paling bisa membuat ku tenang dan benar-benar menunjukkan bahwa Tuhan adalah sahabatku adalah lagu “Semua Baik”, dalam lirik lagu ini ada satu hal yang membuatku sangat percaya bahwa Tuhan adalah sahabat yang setia, yaitu “Dari semula, telah tetapkan hidupku dalam tanganMu dalam rencanaMu Tuhan, Rencana Indah telah Kau siapkan, demi masa depanku yang penuh harapan, semua baik..” sepenggal lirik inilah salah satu hal yang membuatku lebih semangat dan terus percaya bahwa Tuhan adalah seorang sahabat yang baik, selalu memberikan yang terbaik bagiku. Aku percaya bahwa semua yang ada dalam hidupku ini baik, jadi sebenarnya tidak perlu ada stress atau depresi, aku percaya Tuhan tidak akan memberikan sesuatu yang tidak bisa aku hadapi, semua baik.
(TIMOTHY SITUMEANG)
Tiba-tiba saja setelah semua kejadian ini saya teringat bahwa Tuhan tidak pernah memberikan saya sahabat yang abadi karena ada satu alasan. Ketika saya bersama orang yang seringkali saya sebut sebagai sahabat itu, saya sering lupa akan Tuhan. Kami terlalu asik. Saya pun lupa kalau Tuhan Yesus adalah sahabat yang sebenarnya. Karena apa lah arti seorang sahabat di dunia ini? Ketika kita sekarat hampir mati apakah mereka bisa memberi perpanjangan hidup untuk kita 5menit saja?
Saya jadi teringat pada lirik lagu “He’s the Alfa and Omega, the Beginning and the End….But BEST of ALL HE’S MY BEST FRIEND….” saya menjadi tidak takut jika nanti akan ada “sahabat” yang lain-lainnya yang akan datang silih berganti karena saya memiliki satu yang setia, yang tidak pernah berubah. Yang akan selalu mendengarkan isak tangis saya, memberi solusi yang paling tepat, tidak mencari keuntungan, dan dengan diberinya tugas ini saya jadi mengingat “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya, Kamu adalah sahabat-Ku….” (Yohanes 15 : 13 – 14). Dia mengasihi saya, itulah sebabnya Dia selalu memberika saya Sahabat yang macam itu supaya selalu ingat kalau saya mempunyai Dia sebagai sahabat satu-satunya dan tidak akan pernah ada gantinya 😉
(STELLA)
9. Proses/Hasil
•Kehadiran: 90% peserta rutin setiap minggu, 80% peserta untuk seluruh pelajaran.
•Kompak dan solid sampai saat ini.
•Peserta sangat kritis terhadap persoalan-persoalan iman. •Katekisasi bukan membosankan – fun, sangat dirindukan. •Sebagian terlibat dalam pelayanan (bukan hanya di remaja,
tetapi umum).
•Secara sadar mengambil keputusan pribadi untuk mengikut
Yesus – proses evaluasi majelis jemaat maupun tantangan dalam camping katekisan.