images

Bacaan 1 Yohanes 2:-15-17

“Apa yang terlihat oleh mata adalah selalu lebih menarik daripada sesuatu yang belum kelihatan”.  Kira-kira itulah acuan iblis dalam penyusunan program tahunannya, “Straight to the point!” Strategi lama yang tetap jitu sampai pada saat ini.

Kadangkala seseorang telah mengerti kasih karunia Allah, ia telah belajar banyak tentang kebaikan Allah, bahkan telah mengalaminya sendiri dengan contoh-contoh spektakuler. Namun, pada akhirnya kedagingannya yang menang atas dirinya.  Banyak contoh yang diperlihatkan oleh Alkitab, seperti, Salomo yang memilih kenikmatan seksual daripada kekudusan. Demas, teman seperjalanan Paulus yang memilih dunia daripada Injil, dan seorang muda yang menyangka telah lepas dari dosa, namun  tanpa disadarinya, ia terikat oleh harta bendanya.  Contoh masa kinipun tidak sedikit, sale imannya dengan status pernikahan beda agama, bahkan barter Yesus dengan kekuasaan, dan membeli kekayaan dengan menjual kekudusan dan kejujuran hidup.  ini lagu lama si pengkhotbah, “apa yang telah ada sekarang, telah ada dahulu, tidak ada yang baru.

Alkisah, ada seorang penyelam yang ulung. Pada suatu hari ia disuruh oleh majikannya untuk mencari mutiara yang ada di dasar laut. Ia disuruh mencari mutiara sebanyak-banyaknnya yang nantinya karena akan dibeli oleh sang majikan sendiri dengan harga yang sangat mahal. Penyelam itu juga diberikan bekal oksigen secara cuma-cuma oleh majikannya. Sang Penyelam dengan gembira dan optimis menyatakan kesanggupannya, ia berjanji akan membawa mutiara yang banyak dari hasil penyelamannya nanti.

Di dasar laut niat penyelam terbagi karena begitu takjub dan tergoda dengan keindahan lautan. Ada ikan-ikan kecil yang warna-warni serta panorama dasar laut yang indah, sampai tak terasa waktu-pun berlalu. Ia segera ingat tugasnya untuk mencari mutiara. Tanpa ia sadari bahwa tabung udara di punggungnya hampir habis.
Lalu penyelam ini merasa kebingungan karena mutiara yang diambil baru sedikit untuk dimasukkan ke jaring. Belum banyak ia kumpulkan mutiara, tiba-tiba dadanya sesak sebab tabung udara telah habis, segera ia naik ke arah permukaan. Ketika berenang ke permukaan ia lupa jaringnya belum diikat. Hingga akhirnya sedikit yang bisa diambil oleh penyelam ini dan majikannya tidak mengizinkan untuk kembali menyelami lautan.

Jangan lupa tujuan, sebab tatkala kita lupa pada sebuah tujuan, kita akan menghentikan bus kita di tengah jalan, saat malam tiba, permainan yang menyenangkan telah tutup, saat itu pula tidak akan ada lagi kloter kendaraan yang menghantar kita pada tujuan.  Soo late!