Nats : Kis 10:44-48; Yohanes 15:9-17
Pendahuluan
Madam Teresa pernah ditanya mengenai hal yang paling berbahaya di dunia ini. Ia katakan bahwa hal yang paling berbahaya bukan bom atom, peperangan, pembantaian, bencana alam, kemiskinan. Tetapi hal yang paling berbahaya adalah “kehilangan Kasih”.
Saudara, Tema kita berbicara tentang “Power of Love”, juga perikop kita berjudul “saling Mengasihi”. Apa yang diajarkan kepada kita adalah:
1. Persahabatan memiliki pondasi yang bernama Kasih (2-12)
Persahabatan dengan Kasih adalah persahabatan yang tidak melihat asal usul dengan siapa kita berkawan. Dalam dunia ini ada banyak orang salah dalam mengartikan persahabatan:
Sahabat saya adalah yang memiliki kepentingan bersama, juga dari suku yang sama, latar belakang pendidikan yang sama. – Ilustrasi : Mahatma Gandhi yang ditolak oleh gereja Inggris
sahabat saya adalah mereka yang mendukung saya terus menerus dan jangan menegur saya
Sahabat saya adalah yang memberikan rasa aman kepada saya maka saya bersahabat dengan kucing dan anjing lebih daripada manusia. Belakangan ini ada media sosial, lebih aman, tidak bertemu dan tidak membahayakan.
Saudara, persahabatan tersebut adalah persahabatan yang berorientasi pada diri kita. Padahal yang Yesus katakan, bahwa persahabatan yang baik adalah adalah bukan berlandaskan apapun kecuali KASIH.
Ilustrasi : Tangan yang berdoa! Kisah dua sahabat! – Cari di google (kisah lukisan tangan berdoa)
Kalau Saudara perhatikan Kis 10:44-48 : Petrus yang eksklusif (karakter org Yahudi), tidak mau bergaul dengan org berbeda bangsa dengan mereka, karena mereka mersa bangsa mereka yang tertinggi statusnya. Allah memperlihatkan pada Petrus rupa-rupa makanan haram yang artinya semua dari Allah! Maka Petrus pun akhirnya pergi bersahabat dengan orang lain.
Banyak contoh, seperti Yesus dan perempuan Samaria, bahkan yang ekstrim adalah Ia mengatakan Samaria menolong orang Yahudi! – Bukan dari mana asal sahabatmu, tetapi darimana asal kasihmu? Yohanes 10:9 : dari Bapa dan Ia mencontohkan-Nya pada kita melalui Yesus – Yesus dan kita berbeda, “Yang Kudus dan kita bukan” – “Ia Yang Benar dan kita bukan”, tetapi kasih mempersatukan kita!
2. Kasih itu Memberi dan bukan Menerima (13-17)
Kasih dan “kasih” agak mirip, kalau kasih kita harus “kasih” bukan menerima. Hal ini yang seringkali menjadi kendala dalam bersahabat karena kita dari awalnya suka menerima daripada memberi.
Kalau saudara perhatikan gereja mula-mula, karakter utama adalah KASIH yang diwujudkan dengan cara MEMBERI. Cara itu membuat gereja bertumbuh dan berkembang dengan sangat pesat.
Dalam perikop kita, Yesus memberikan contoh pada diri-Nya sendiri: Jadi Allah sendiri memberikan contoh. Ketika manusia hanya mengenal Allah sebagai Yang Kuasa, penuh Murka, Allah menyatakan diri-Nya melalui tindakan KASIH. Dan dalam 1 Yohanes 4 : “Allah adalah Kasih” dan kasih berasal dari Allah – Artinya, saudara mau lihat KASIH yang sejati, saudara harus lihat Yesus! Sehingga tidak ada alasan untuk kita tidak mengasihi.
Kasih Yesus penuh penerimaan terhadap yang terbuang, semua sahabat-Nya
Kasih Yesus Sabar walaupn di salib, Ia katakan “ampuni mereka”.
Kasih Yesus mengampuni dan tidak cepat marah!
Artinya : KASIH Yesus memberi diri-Nya seutuhnya demi setiap kita!
Saudara diminta melayani atau mengerjakan sedikit saja pekerjaan Tuhan, banyak yang katakan, saya tidak punya waktu atau berpikir apa untungku? Di Gereja kita dengan penuh penghayatan menyanyi tentang kasih Yesus. Kita selalu terjebak, “apa yang gereja bri padaku? Bukan apa yang kuberi bagi gerejaku.”
Saudara punya apa kepada sahabat kita yang kurang beruntung? Huh! Hidupku aja susah! Memberi tidak selalu bicara nyawa, tetapi berlatilah dari hal yang kecil!
Ilustrasi : One for me, one for wall – Cari youtube video berjudul “a cup of tea”