china_1792097c

Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah! (Mazmur 98:4)

Musik merupakan salah satu pengungkapan ekspresi jiwa, itulah sebabnya dalam Alkitab, khususnya Mazmur, kita mendapatkan isi mazmur yang banyak variannya, ada ungkapan syukur, ungkapan iman, dan ungkapan kesedihan hati. Salah satu media penyembahan dan sharing kepada Allah oleh pemazmur adalah melalui lagu dan musik karena Alkitab mengatakan bahwa Allah bersemayam di atas puji-pujian (Maz 22:4). Tentu saja yang dimaksud di sini bukan sekadar musik dan lagu, puisi pun bisa dipakai untuk memuji Allah. Namun yang seringkali dan hal yang lazim dipakai untuk memuji Tuhan dari zaman dahulu hingga masa kini adalah musik dan lagu.
Saya teringat sebuah kalimat dalam sebuah buku yang berbunyi, “orang Kristen adalah penyanyi yang hebat, saat sedih, saat menyembah, bahkan saat senang hidup mereka penuh dengan nyanyian”. Ungkapan itu 100% tepat, bahkan dari Sekolah Minggu hingga kebaktian umum, lagu dan musik adalah bagian yang dominan dalam sebuah persekutuan orang percaya. Eh….maaf, banyak orang Kristen juga menyanyi ketika berada di dalam kamar mandi.
Teks yang kita baca merupakan ayat yang memotivasi kita untuk berdendang bagi Tuhan. Maksud pemazmur, lagu dan musik yang kita gemakan hendaklah keluar dari kekaguman dan kesadaran kita akan kebesaran Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, sehingga seluruh bumi bergembira dan ikut menyaksikan kebesaran Sang Khalik. Seperti sebuah kisah di bawah ini:

Pada tanggal 23 Maret 1743, Handel mementaskan sebuah oratorio di London. Kontroersi muncul dari gereja Inggris yang terus menerus menghantam Handel. Beruntung bagi Handel, Raja George II memutuskan bahwa ini adalah layak untuk ditonton dan didukung, dan ini pada gilirannya menyebabkan salah satu tradisi paling menarik yang terhubung dengan karya ini. Ketika Hallelujah Chorus mulai dimainkan, raja yang menghadiri pertunjukan itu tiba-tiba bangkit berdiri. Sudah menjadi protocol yang normal bahwa jika raja berdiri di setiap saat, tidak ada yang berada di hadapannya mengambil posisi duduk. Demikianlah semua orang pada saat itu bangkit berdiri.

Sederhananya, kisah di atas adalah satu kisah yang menceritakan nama Tuhan dimuliakan di sebuah negara, yang bermula pujian di sebuah gereja di London. Musik dan lagu apabila penuh penghayatan bukan saja menyentuh sang penyanyi tetapi juga mereka yang mendengarkan musik dan lagu itu. Dan……Wow…..Allah pun terenyuh dan mungkin hanyut dalam emosi-Nya ketika anak-anak-Nya dari hati yang murni bermazmur meninggikan Dia. Apakah pujian mengandung kuasa? Ya, Kuasa Allah mengalir melalui pujian untuk mengubah hidup kita semuanya.