Nats : Yohanes 6:1-21 Pendahuluan Saudara, perjalanan Yesus ke danau Tiberias di sambut oleh banyak sekali manusia. Alkitab mencatat ada 5000 laki-laki (belum termasuk perempuan dan anak-anak), ketenaran Yesus bak gayung bersambut (kebaikan menghasilkan kebaikan), Yesus menolong banyak orang dan banyak orang datang mengikuti Yesus. Teks yang kita baca ada hal-hal menarik ketika Yesus dan banyak orang itu berada di atas gunung, menariknya adalah: Isi Ketenaran Yesus muncul justru dari kepedulian-Nya, sebab kepedulian-Nya yang menggerakkan Ia melakukan mujizat. Saudara, Yohanes tidak menuliskan lebih jelas mengenai kondisi Yesus saat itu, namun bagian pararel, yaitu Matius 14:13:21, dikatakan bahwa ketika orang banyak datang pada Yesus, kondisi Yesus begitu lelah dan capek, waktunya istirahat + Yohanes sepupunya baru meninggal. Namun, ribuan orang yang datang mencari Yesus membuat Yesus melayani mereka karena mereka “kasihan”. Dan Maitus menulis “tergarak hati-Nya oleh belas kasihan. “Tergerak oleh belas Kasihan” – Splagna (seluruh diri – isi perut) – Cerita yang sama, namun oleh Markus 6:34: Belas kasihan Yesus dikarenakan orang banyak itu seperti tidak punya gembala atau mereka kehilangan arah hidup yang sejati. Dalam KELELAHAN dan KESEDIHAN YESUS mengambil keputusan mengutamakan mereka yang mencari arti hidup yang kekal. Inilah yang disebut oleh tema kita bahwa : Kasih Allah melampaui apa yang kita pikirkan.
Ilustrasi : Saya yakin saudara pernah mendengar cerita lama tentang anak yang hendak membeli waktu ayahnya karena ayahnya terlalu sibuk.
Pada suatu hari, seorang laki-laki pulang dari bekerja larut malam. Hari itu sangat melelahkan baginya. Sesampainya dirumah ia mendapati anaknya yang berusia 5 tahun sudah menunggunya di depan pintu rumah. Anak: “Ayah, boleh aku bertanya?” Ayah: “yeah, boleh, ada apa?” jawab sang ayah. Anak: “Ayah, berapa gaji ayah dalam satu jam?” Ayah: “Bukan urusan mu.. ngapain kamu nanya-nanya hal begitu??” jawab sang ayah dengan marah. Anak: ” Aku cuma pengen tahu ayah… tolonglah ayah, beritahu aku, berapa penghasilan ayah dalam sejam?” tanya si anak dengan memelas Ayah: “baiklah, jika kamu emang pengen tahu, gaji ayah mu ini Cuma Rp.30.000 sejam.. puas?” jawab si ayah dengan ketus. Anak: ” Oh…” ujar si anak sambil menundukkan kepala… kemudian ia kembali bertanya Anak: “ayah, boleh nggak aku minta Rp.15.000?” tanya si anak dengan ragu-ragu.. Begitu mendengar pertanyaan terakhir anaknya, kekesalan sang ayah langsung memuncak…. Pada saat itu juga sang ayah langsung berkata: “oh.. jadi kamu nanya gaji ayah berapa Cuma mau minta uang untuk beli mainan2 ga penting atau barang2 ga berguna lain ya? Kalau begitu sekarang kamu cepat masuk ke kamar mu dan TIDUR… kau tau sekarang jam berapa HAH? Mikir dong… ayah kerja keras tiap hari untuk kamu dan mama mu, tapi kamu egois sekali… kelakuanmu sungguh memalukan” . Dengan wajah sedih dan kepala menunduk si anak segera menuju ke kamarnya tanpa berkata-kata.. terlihat jelas bahwa ia sangat sedih mendengarkan perkataan ayahnya… ia segera masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu dengan perlahan. Sang ayah lalu duduk di kursi dan tanpa sengaja kembali memikirkan permintaan anaknya barusan ditengah malam buta seperti saat itu. Dalam pikirannya ia sangat kesal dan tak habis pikir kok teganya anak yang disayanginya itu malah menanyakan uang disaat ia baru saja pulang dan capek setelah bekerja keras seharian. Setelah beberapa jam berlalu, sang ayah mulai tenang, dan ia bisa berpikir sedikit lebih jernih. Ia kemudian berpikir: “yah, namanya juga anak-anak…atau mungkin saja anak ku memang membutuhkan uang Rp.15.000 itu untuk membeli sesuatu yang sangat penting baginya. Lagi pula, anak ku itu tidak terlalu sering minta uang kok… ia juga bukan anak yang suka konsumtif.” Lalu sang ayah segera menuju kekamar anaknya, lalu membuka pintu kamar anaknya itu. “kamu udah tidur sayang?” tanya sang ayah. “belum ayah”, jawab anaknya dengan suara agak terbata-bata. “Ayah udah berpikir, mungkin tadi ayah terlalu keras” kata sang ayah. “Hari ini sangat melelahkan buat ayah, ayah minta maaf telah melampiaskan kekesalan ayah padamu. Ini, Rp.15.000 yang kamu minta tadi” kata sang ayah dengan nada lembut. Si anak seketika itu juga langsung berdiri dan tersenyum. “OH… terima kasih ayah… ” ujar anaknya dengan riang. Kemudian, ia merogoh kebawah bantalnya dan mengeluarkan setumpuk uang kertas yang sudah lusuh. Si anak kemudian mulai menyusun dan merapikan uang yang dimilikinya itu diatas kasur. Ketika sang ayah melihat ternyata anaknya sudah punay uang dalam jumlah yang cukup banyak, ia kembali marah dan kesal. “Untuk apa kamu minta uang lagi kalau kamu udah punya uang sebanyak itu?” tanya sang ayah dengan nada tinggi. “Soalnya sebelum ayah kasih, uangnya nggak cukup ayah…” jawab sang anak. “Tapi sekarang aku udah punya uang yang cukup”, kata si anak kemudian. “Ayah, sekarang aku sudah punya Rp.30.000.. boleh nggak aku membeli waktu ayah satu jam saja…?” tanya anaknya dengan nada sungguh-sungguh dan polos.. “Aku mau makan malam bareng sama ayah dan mama… besok ayah pulang cepat ya…” ujar si anak dengan sungguh-sungguh… matanya menatap polos pada sang ayah yang diam terpaku dihadapannya. Mendengar perkataan anaknya, sang ayah langsung terenyuh dan menangis.. ia lalu segera merangkul anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak.. “Maafkan ayah sayang…” ujar sang ayah. “Ayah telah khilaf, selama ini ayah lupa untuk apa ayah bekerja keras…maafkan ayah anakku…” kata sang ayah ditengah suara tangisnya. Si anak hanya diam membisu dalam dekapan sang ayah…
-Teks kita menunjukkan bahwa Yesus dalam keadaan lelah dan berdukacita, perhatikan, Ia meluangkan waktunya bahkan hati-Nya kepada orang banyak itu dengan penuh kepedulian.
2. Kepedulian Spritual (Markus 6:34-35)
Saudara, orang banyak mengikuti Yesus karena mereka melihat mujizat yang Yesus perbuat, pengenalan mereka terhadap Allah tidak kuat karena hanya berdasarkan berkat dan berkat.
-Hari ini banyak orang melihat gereja tidak beda dengan “show room” yang di dalamnya ada “magician”, Ada orang bertanya kepada pendeta, “Pak di gereja Bapak ada penyembuhan? pendeta itu menjawab, “nda ada”, apa? nda ada? wah-wah…..Pendeta itu menjawab lagi, “iya, tidak ada”. Lalu ia melanjutkan kalimatnya, “di gerejaku tidak ada yang sakit. -Jemaat di Korintus pecah karena masing-masing membanggakan talenta spektakulernya, nubuatan, penyembuhan, bahasa asing, dll. Paulus katakan apa? Itu penting, namun yang terpenting adalah Kasih, Iman dan pengharapan.
Yesus duduk mengajarkan kepada mereka tentang kasih, pengharapan dan iman, agar iman mereka terhadap Allah tidak didasarkan oleh mujizat, tetapi pengetahuan yang benar. Kasih dan keadilan Allah!
Yesus ingin mengajarkan bahwa hidup kita harus percaya dan mengetahui kebenaran rohani. Kalau level pengetahuan kita hanya sampai “Yesus pembuat mujizat” dan kita mengikuti-Nya karena berkat maka level iman kita adalah level yang paling rendah. Itulah sebabnya, Markus mencatat “mereka domba yang tidak bergembala, atau mereka belum mengenal kebenaran.
Yesus tidak ingin mereka tersesat dan Ia menunjukkan jalan kebenaran kepada mereka agar mereka menemukan jalan pulang kepada pengertian yang sejati.
Kasih Yesus tetap menjaga agar api spritualitas kita tidak padam.
2. Kepedulian Jasmani (Yoh ayat, 5-14)
-Ketika banyak orang membaca bagian ini dengan prioritas pada mujizat, marilah kita melihatnya lebih mendalam, bahwa yang dilakukan Yesus pada bagian ini adalah wujud kepedulian terhadap orang-orang yang datang kepada-Nya.
-Dari teks ini kita mendapatkan bahwa Yesus peduli terhadap masalah yang kita alami di dunia ini. Jadi kita jangan katakan bahwa “udahlah menderita dalam dunia tidak apa-apa, yang penting masuk surga”.
-Penghiburan itu dilapisi dengan teologi yang keliru. Doa Bapa kami katakan, “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga, beri kami hari ini makanan yang secukupnya”.
-Alkitab beberapakali mengatakan bahwa pengikut Yesus akan menikmati berkat di dunia ini. Walaupun mungkin tidak berkelimpahan tetapi cukup makan dan cukup pakai, itu yang dimaksud ketika Yesus mengatakan, “burung diberi makan, bunga diberi pakaian, apalagi kamu anak Bapa di Sorga.”
-Siapa yang diperhatikan Yesus? Orang banyak yang: a. Setia mendengarkan Firman saat itu. Markus menulis, mereka mendengar Banyak pengajaran, hingga menjelang malam. b. Mereka tidak peduli dengan perutnya, sebab mereka percaya Yesus menyediakan bagi mereka.
Saudara 2 hal itu membuat Yesus turun tangan mencukupi apa yang kita butuhkan.
Ilustrasi : Ada seorang janda yang ditinggal mati suaminya saat hutang suminya begitu banyak. ia dan anak-anaknya tidak punya apa-apa bahkan makan pun sulit. Tapi imannya tetap kuat. Ia berdoa, bekerja (tidak mau mengemis), dan tetap menjaga rohaninya di hadapan Tuhan. makin hari kondisi terpuruk, saat mau menjual rumahnya, tidak ada orang mau membeli, sebab dikatakan, rumah itu sial, yang tinggal mati, istri kereja tidak kaya, bahkan pelayanannya di gereja tidak diberkati Tuhan. Saudara, ia memutuskan meninggalkan rumah itu dan balik ke kampung halamannya. Saudara, malam harinya, rumah itu kemasukan burung walet entah darimana dan ia menjual hasilnya dan mendapatkan berkat dari sana. Kesibukannya tidak merampas waktunya kepada Tuhan, dan makin hari berkat Tuhan makin mengalir dalam hidupnya.
Penutup
Kepeduliaan rohani dan menjaga kerohanian kita adalah jalan menuju berkat jasmani dalam hidup kita.
Ada berapa bakul yang tersisa? 12 bakul saudara! Bukan untuk mereka yang duduk di sana tetapi Tuhan menyediakan kepada kita di sini berkat jasmani itu, kalau…..kalau……kita tetap tenang duduk di bawah kaki Yesus dan percaya penuh terhadap Tuhan.