Unknown

INJIL MATIUS
by. Pdt. Hamzah Oei (www.hamzahoei.me)

Pendahuluan
Injil Matius merupakan salah satu Injil sinoptik yang ditulis untuk orang Yahudi, injil-injil sinoptik yang lain adalah, Markus, Lukas dan Yohanes.  Arti kata sinoptik berasal dari dua bahasa Yunani yang berarti melihat bersama dan yang secara hurufiah adalah dapat dilihat bersama (William Barcley – Pemahaman Alkitab Setiap Hari).  Dalam injil-injil sinoptik, kita dapat melihat cerita atau kisah kehidupan Yesus, kendati kita akan menemukan beberapa bagian, ada di suatu injil namun tidak ada pada injil-injil sinoptik yang lainnya.  Kita sebut saja, injil-injil sinoptik tersebut saling melengkapi.
Secara khusus, Injil Matius dipercaya sebagai tulisan rasul Matius.  Salah satu hal yang menyebabkan dipercayanya Matius sebagai penulis adalah,“seorang yang bernama papias memberikan keterangan yang sangat berharga seperti berikut: Matius mengumpulkan ucapan-ucapan Yesus dengan bahasa Ibrani.”   Dengan demikian kita dapat percaya bahwa tidak ada orang lain kecuali Rasul Matius yang menulis buku kumpulan kata-kata Yesus, yang pada waktu itu menjadi sumber ajaran yang dipakai oleh banyak orang yang ingin mengetahui apa yang diajarkan oleh Yesus (Barcley (hal 9-10).
Matius sang penulis tidak memiliki banyak kisah dalam catatan Alkitab, di antaranya dalam Matius 9:9. Identitas Matius adalah seorang pemungut cukai yang tentunya pada saat itu dibenci oleh masyarakat, karena dianggap “antek” Romawi, alias bahasa kasarnya adalah a….g Romawi. Selain itu, Matius biasa disebut Lewi, ia merupakan salah satu dari kedua belas murid Yesus. Mengenai kapan Injil Matius ini ditulis, beberapa sumber tidak menuliskannya, maka saya berpikir bahwa Injil Matius tidak dapat dideteksi keakuratan tahun penulisan, namun dianggap sebagai Injil yang pertama ditulis. Jika demikian mungkin di sekitar tahun 50 AD.
Injil Matius memiliki sedikit persamaan dengan Injil Lukas, dan agak berbeda dengan Injil Markus, mengapa? Jika diperhatikan maka dalam Injil Matius dan Injil Lukas menuliskan beberapa pokok ajaran Kristus, yang tidak tertulis dalam Injil Markus, dan ajaran- ajaran ini adalah ajaran yang sungguh sangat penting, yaitu: Doa Bapa kami, Perjamuan Kudus, Pembenaran karena iman, kesaksian penting dari para wanita, komitmen/ perhatian Tuhan yang istimewa ditujukan kepada mereka yang miskin, dan kunci- kunci Kerajaan Surga yang dipercayakan kepada Petrus.

Hal Pokok Yang Tercatat dalam Injil Matius

Adapun ajaran utama yang jelas tercatat dalam Injil Matius adalah,

Lima Ajaran Utama Yesus dalam Injl Matius

(1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; –); Khotbah Yesus di bukit merupakan ringkasan khotbah Yesus selama perjalanan kehidupan-Nya. Ringkasan khotbah tersebut adalah hal yang menarik karena berbicara tentang hal, pertama, masalah “bahagia” yang merupakan hal pokok yang dicari manusia selama berabad-abad lamanya. Kedua, Tindakan dan Kewaspadaan manusia tatkala sibuk. Ketiga, Ketulusan dan Kejujuran di hadapan Allah dan sesama. Keempat, dampak tindakan kita dalam dunia ini.

(2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan
Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);

(3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);

(4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan

(5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman – Eskatologi
(pasal 24-25; –). Bagian ini mengisahkan nubuatan Yesus tentang hal-hal yang akan terjadi pada saat akhir zaman. Memang kita tidak diberitahun kapan tepatnya, namun Yesus membicarakan tanda-tandanya. Di samping itu, Yesus memberikan nasehat dan contoh-contoh untuk waspada setiap saat karena masa dan waktunya tidak ada yang tahu.

Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:

(1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan
tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1–9:38);

(2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan
(pasal 11-12; Mat 11:1–12:50);

(3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis
(pasal 14-17; Mat 14:1–17:27);

(4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu
terakhir (Mat 19:1–26:46);

(5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara
orang mati (Mat 26:47–28:20). Tiga ayat yang terakhir dari
kitab Injil ini mencatat “Amanat Agung” Yesus.

Dengan melihat dan membaca Hal-hal pokok di atas maka dengan mudah kita mendapatkan bahwa tujuan penulisan Injil Matius adalah,

(1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata
mengenai kehidupan Yesus,

(2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias
yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan

(3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui
Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa

(1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya.
Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang
rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.

(2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai
Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.

AYAT-AYAT SULIT DALAM INJIL MATIUS

Ucapan Berbahagia dalam Matius 5:3, “Berbahagialah orang yang miskin…”
Ulasan :
Apakah mungkin orang yang miskin bahagia? Tentu ini adalah pertanyaan yang lazim oleh siapapun. Secara sederhana siapapun akan mengetahui bahwa kemiskinan salah satu faktor ketiadaan kebahagiaan, apalagi dalam konteks pendengar Yesus saat itu. Ketertindasan dan politik membuat kondisi Israel tidak sejahtera secara ekonomi dan memberikan dampak yang sangat buruk bagi keamanan mereka. Namun kita perlu memahami bahwa ucapan berbahagia dalam konteks miskin, bukanlah “miskin” dalam artian materi, yang dimaksud Yesus di sini adalah miskin dalam konteks kerendahan hati atau perendahan diri di hadapan Allah.
Kata “bahagia” diterjemahkan dari kata makarios yang berarti kebahagiaan yang dalam atau sukacita yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Dan kata miskin diterjemahkan dari kata ptokhos, yang berarti kemiskinan yang mutlak. Kata miskin di sini bukanlah penes yang umum kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, karena penes adalah miskin yang masih memiliki sedikit uang untuk dibelanjakan. Yesus memakai kata ptokhos atau kemiskinan mutlak untuk mengingatkan mereka yang rendah hati untuk terus merendah dan mereka yang merasa angkuh agar belajar rendah hati di hadapan Sang Pencipta.
Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa, hanya orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Mengapa? Sederhana sekali apabila kita mendapatkan kaitan antara rendah hati dan Kerajaan Sorga. Kerendahan hati terlahir dalam sebuah kesadaran bahwa keberadaan dirinya tidak dapat dipisahkan dengan anugerah Allah, itulah sebabnya orang yang rendah hati dalam konteks iman Kristen adalah orang yang mengakui ketidalayakannya di hadapan Tuhan. Dengan demikian, kerendahan hati akan selalu diikuti dengan hidup yang bersandar kepada Allah, bersyukur atas anugerahnya dan mudah belajar Firman Tuhan dari hari kesehari.

Matius 19:24; Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Ulasan:
Kesan pertama ketika membaca ayat ini adalah, “kalau begitu, tak ada orang kaya yang masuk surga”. Tentu jika hal tersebut terjadi maka Alkitab tidak konsisten karena beberapa tokoh yang mendapat kasih karunia Tuhan seperti Daud, Ayub dan Yusuf dari Arimatea tidak ada dalam kerajaan Sorga.
Membaca ayat ini perlu memahami konteks atau latar belakangnya. Tradisi mengatakan kepada kita bahwa zaman dahulu di Yerusalem ada sebuah pintu masuk ke kota Yerusalem yang diberi nama “lubang jarum”, pintu gerbang yang sangat kecil-sempit. Agar unta-unta dapat melewatinya, maka unta-unta itu harus berlutut dan merangkak melaluinya. Semua beban berlebihan harus dilepaskan dulu.
Dalam ayat ini, Yesus menceritakannya kepada pemuda yang kaya agar masuk dalam Kerajaan Surga seseorang tidak boleh “terikat” atau “melekat” pada hartanya (lih. Mat 6:24), seperti seekor unta harus melepas beban dan merendahkan diri untuk masuk dalam Yerusalem.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Ulasan :
Apa yang ada dalam pikiran kita ketika membaca ayat ini? Pembaca tidak boleh membaca ayat ini sepotong-sepotong lalu kemudian mengartikannya bahwa Yesus mengizinkan perceraian apabila kejahatan pasangan adalah perzinahan. Dalam bacaan ini, Yesus mutlak tidak menyetujui perceraian apapun bentuknya. Kita konsisten melihat ajaran Yesus mengenai kasih dan pengampunan. Dalam konteks yang kita lihat, Yesus tetap tidak mengijinkan perceraian sebab dalam makna teologis hal tersebut merupakan penyatuan Allah atas diri manusia. Ketika dalam PL Musa mengizinkan perceraian itupun bukan kehendak Musa melainkan dalam ayat 8, Yesus menjawab, “karena ketegaran hatimu”. Perceraian karena perzinahan pada akhirnya merupakan kehendak manusia yang lahir dalam ketegaran hati mereka, dan Tuhan katakan melalui Paulus bahwa, “jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya”. Karena bagaimanapun Allah tidak menyetujui perceraian (Maleakhi 2:16; Matius 19:4-6). Tuhan Yesus memperingatkan agar manusia kembali kepada fitrahnya, yaitu bahwa sejak semula Allah men-design institusi perkawinan dengan mempersatukan satu orang laki-laki kepada satu orang perempuan .
PENUTUP
Membaca Injil Matius saya pikir kita tidak mengalami banyak kesulitan, apalagi membacanya dalam “kacamata” budaya Yahudi”, karena Injil ini memang ditulis dalam konteks pembaca Yahudi, seperti yang telah saya tuliskan di atas. Di samping itu, menariknya Injil Matius ini adalah susunannya yang sistematis, sehingga memahaminya sangat menyenangkan seperti melihat air yang mengalir dengan tenang. Adapun maksud dan tujuan penulisan Injil Matius sebenarnya tidak beda dengan Injil-injil yang lain adalah menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang menyelamatkan umat manusia. Kesan moral adalah sebuah paradigma baru dalam memahami karakter Manusia Baru, terutama dalam kisah Khotbah di Bukit.
Sumber
http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemungut_cukai. Pemungut Cukai
http://www.biblica.com/en-us/bible/online-bible/scholar-notes/niv-study-bible/intro-to-matthew/,