Nats : Yohanes 20:19-29
Pendahuluan
-Baru pertamakali murid-murid Yesus menghadapi bahaya yang besar. Dahulu ketika bersama-sama dengan Guru, merekakerapkali menerima sanjungan, memiliki kelimpahan makanan, rumah untuk istirahat, semua mereka dapatkan sehingga hidup terasa seperti anak raja. Mereka terbiasa melihat mujizat sehingga dalam alam pikiran mereka, ada rasa aman bersama guru yang sakti.
-Namun, 3 hari setelah kematian TUHAN, kita melihat bahwa murid-murid dalam kondisi yang sangat mengkuatirkan, Iman mereka runtuh kendati sedikit banyaknya mereka mengerti bahwa Yesus akan bangkit dan Maria telah melaporkan kebangkitan Yesus. Pintu-pintu dikunci dan mereka mungkin berikrar, mati mari kita mati bersama dalam kemarahan orang-orang Yahudi lainnya. Tapi apa yang terjadi?
- Yesus muncul dengan ucapan yang menjawab kekuatiran para murid
Seorang dokter yang baik tidak hanya dapat mengobati pasien, tetapi juga sebisanya memberikan penyejuk bagi psikologis pasiennya. Bayangkan saja jika kita terkena penyakit serius dan dokter mengatakan, “wah penyakitmu parah ini, kemungkinan kamu hidup 2 bulan lagi”. Bagaimana respon saudara? Atau seorang dokter mengatakan, “kamu harus istirahat, terus memiliki semangat hidup, jangan kuatir, kita akan terus upayakan penyembuhan dan berdoa saja mujizat TUHAN bisa terjadi pada dirimu”. Saudara kalimat kedua ini melahirkan sebuah pengharapan yang besar.
Dalam tekanan yang besar, para murid Yesus yang bersembunyi dalam rumah dengan pintu terkunci,di mana mereka kehilang damai tiba-tiba dikejutkan dengan sebuah kata dari TUHAN, “Syalom”/Damai sejahtera” bagi kamu.
Damai sejahtera tidak muncul kebetulan, tidak dilahirkan oleh murid yang satu kepada murid yang lain, tetapi Damai itu diberikan Yesus TUHAN sendiri kepada anak-anak-Nya di dirudung duka dan ketakutan.
dan hal yang paling dibutuhkan oleh murid-murid Yesus saat itu tidak ada lain selain DAMAI SEJAHTERA.
Apa yang dicari manusia tidak lain adalah DAMAI. Kenapa orang dunia mati-matian mencari uang? Kenapa orang ingin memiliki jabatan dan status? Mengapa ? Kekayaan, status bukan sebuah tujuan tetapi alat untuk mencapai damai sejahtera. Semua itu penting tetapi kiranya semua itu tidak menggeser Allah pada posisi paling pokok karena DAMAI yang sejati hanya pada TUHAN.
Pada abad ke-16 ada sebuah kisah tentang percakapan penuh selidik antara seorang pemuda yang ambisius dengan seorang kristiani yang saleh bernama St. Philip Neri. Sang pemuda berkata kepadanya dengan semangat, “Orangtua saya akhirnya menyetujui rencana saya untuk masuk sekolah hukum!” Philip hanya menanggapinya dengan sebuah pertanyaan, “Lalu bagaimana?”
Ia menjawab, “Lalu saya akan menjadi seorang ahli hukum!” “Lalu?” kejar Philip. “Lalu saya akan mendapatkan banyak uang, membeli sebuah rumah pedesaan, membeli kereta dan kuda-kuda, menikahi seorang wanita cantik, dan menjalani hidup yang menyenangkan!” jawabnya.
Lagi-lagi Philip bertanya, “Lalu?” “Lalu ….” Untuk pertama kalinya pemuda itu mulai merenungkan tentang kematian dan kekekalan. Ia menyadari bahwa ternyata ia tidak melibatkan Allah dalam rencana-rencananya, dan membangun hidupnya di atas nilai-nilai yang fana.
2. Percayalah dan jangan Ragu!
-Saudara pernah mendengar orang berkata, “mengapa aku percaya pada TUHAN tetapi dalam diriku masih tidak ada damai sejahtera?”
Jawabannya adalah RAGU! Jika keraguan untuk berserah sepenuhnya kepada Yesus belum dilakukan maka damai dan kekuatiran akan datang bergantian dalam hidup kita. Namun jikalau penyerahan diri telah kita berikan kepada Yesus maka damai akan kita miliki selama-lamanya. Dan untuk percaya, itu adalah hal yang perlu terus diupayakan.
-Saudara Injil Yohanes sangat simpel menunjukkan hal penampakan Yesus, namun Injil Lukas 24: 37-40 juga menunjukkan bahwa murid yang ragu bukan hanya Tomas tetapi juga seluruh murid-murid yang lain.
-Hal percaya pernah juga dilontarkan Yesus kepada Petrus ketika Yesus merespon pernyataan Petrus untuk ikut berjalan di atas air. Yesus jelas mengatakan, “AYO”, dan Petrus melangkah dan dia berjalan, tapi keercayaannya pada Tuhan tidak lama kemudian timbul keraguan dalam hatinya, dan ……..Yesus mengatakan, “mengapa engkau tidak percaya?!
Manusia sulit percaya apabila masih ada dalam lingkaran realistis! Realistis tidak menyelesaikan masalah, walaupun realistis itu penting dalam banyak bagian hidup ini. Karena ada bagian-bagian dunia ini yang tidak dapat dijawab dengan logika. Berbicara tentang TUHAN maka logika seharusnya tunduk di bawah iman.
Dari dahulu kala, teori kebangkitan Yesus selalu diserang oleh orang-orang yang mencoba mengaburkan iman kepada kebangkitan Yesus. Ada yang katakan dicurilah dan lain sebagainya.
Kata/frasa “iman” adalah yakin melampaui semua teori yang ada, sebabnya Yesus katakan dalam Yohanes 20:29: “Berbahagialah mereka yang percaya walaupun tidak melihat”.
Pada tahun 1957, Letnan David Steeves berjalan keluar dari Pegunungan Sierra di Nevada, Kalifornia, setelah 54 hari pesawat jet pelatih Air Force-nya menghilang. Ia menceritakan kisah yang tak masuk akal tentang bagaimana ia bertahan hidup di belantara bersalju setelah terjun dengan parasut dari pesawatnya yang mati mesin. Sebelum ia menunjukkan bahwa dirinya masih hidup, sebenarnya secara resmi ia dinyatakan telah mati. Saat penyelidikan selanjutnya gagal menemukan bangkai pesawat, Steeves dianggap berbohong dan ia dipaksa mengundurkan diri karena ceritanya diragukan. Lebih dari 20 tahun kemudian, kisahnya terbukti dengan ditemukannya bangkai pesawat oleh sebuah regu Pramuka.
“Kisah bertahan hidup” lain yang terjadi berabad-abad lalu juga masih kontroversial sampai saat ini. Seorang lelaki bernama Yesus Kristus yang berjalan keluar dari padang gurun Yudea membuat banyak pernyataan yang sulit dipercaya banyak orang. Lalu Dia dihukum mati dan dinyatakan mati. Namun, tiga hari kemudian Dia muncul dan menunjukkan bahwa diri-Nya hidup. Sejak itu muncul berbagai pandangan skeptis.
Namun, renungkanlah kenyataan tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus. Integritasnya tidak diragukan lagi. Para nabi telah menubuatkan kedatangan-Nya. Mukjizat menjadi bukti keilahian- Nya. Para saksi mata membenarkan kebangkitan-Nya. Dan kini, kepada semua orang yang mencari kebenaran, Roh Kudus menegaskan bahwa Yesus hidup.
Ya, Anda pun bisa percaya! Percayakah Anda? –Mart De Haan II
Damai sejahtera adalah milik orang yang percaya, milik mereka yang berserah, milik mereka yang menyerahkan segala kuatirnya kepada Yesus. Jika ingin damai dalam hidup ini maka PERCAYA AKAN KEBANGKITANNYA DAN DIA HIDUP DALAM KITA.
Penutup
“Sebuah lagu yang indah bagi saudara yang memiliki pergumulan, kekuatiran hidup, “KALA KUCARI DAMAI” Kristus kita sudah bangkit, percayalah bahwa dalam Dia penuh damai sejahtera.