th

Nats : Wahyu 3:14-19
“Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku” (Wahyu 3:16).

-Saudara segala sesuatu yang dikerjakan tidak sungguh-sungguh akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik, misalnya, kalau saudara setangah hati mengerjakan barang-barang yang rusak maka dapat dipastikan bahwa barang itu tidak akan baik.
-Atau saudara mencintai pasangan saudara setengah hati, maka rumah tangga tidak akan bahagia dan tidak akan ada harmonisasi di dalamnya.
-Nah bacaan kita adalah salah satu masalah yang terjadi dalam kehidupan orang Kristen, yaitu “suam-suam kuku” atau tidak panas tetapi juga tidak dingin.

—————————————————————
-Saudara, Laodikia atau kota yang ditegur Tuhan sebagai suam-suam kuku ini adalah kota yang diapit oleh Hierapolis dan Kolose, mata air panas mineral di Hierapolis dan mata air dingin yang jernih di Kolose. Mata air panas dipercaya dapat mengobati penyakit, sementara mata air dingin memberikan kesegaran. Jadi, orang-orang kristiani di Laodikia tidak menjadi sumber penyembuhan bagi penyakit rohani, dan tidak juga memberikan kesegaran bagi orang yang letih. Mereka adalah orang yang suam-suam kuku dan tidak menjadi penolong bagi yang lain.
-Sedengan demikian air yang yang suam-suam kuku itu menjadi tidak berguna sebab tidak berfungsi dengan baik. Dan hal itu merupakan sebuah dosa di hadapan TUHAN.

-Kita mengira bahwa dosa itu hanya berkaitan dengan “mencuri, membunuh, merusak, berzinah, menipu, marah, iri hati – TERNYATA “suam-suam kuku” juga merupakan sebuah dosa dan hal yang kotor di hadapan Allah.

Mengapa?
Karena sesuatu yang kita kerjakan dengan suam-suam kuku mencerminkan kecintaan kita terhadap apa yang kita kerjakan. Kalau hidup rohani kita setengah-setengah maka mencerminkan seberapa cintanya kita terhadap TUHAN. Padahal dalam Firman ditulis “kasihilah TUHAN Allahmu dengan segenap jiwa dan akal budimu” (totalitas hidup).

Bagaimana agar kita tidak suam-suam kuku?
1. Ayat 18 : Bersolek Rohani
-Kita perlu membeli alat-alat kecantikan rohani pada TUHAN. Itu sebabnya, Ia mengatakan “beli daripada-KU” – Not you, but Me. Sebuah orientasi dan fokus pada TUHAN bukan pada diri.
-Artinya, agar kehidupan rohani kita tidak “setengah matang”, maka kita butuh kesadaran kalau Allah adalah tempat kita menggantungkan seluruh kehidupan kita.
-Coba lihat orang-orang Laodikia dalam ayat 16-17 : “mereka Kristen tetapi kekristenan mereka disandandarkan pada harta kekayaan bukan pada TUHAN. Sehingga prinsip hidup mereka adalah “pelayanan dan hidup rohani bersandarkan pada uang”.
-Bagi Allah, rohani seperti itu “tidak berguna” sebab tidak meningkatkan kualitas iman mereka dan orang lain.

Pertama : TUHAN nyuruh beli emas dari TUHAN : Emas simbol kekayaan, namun di sini emas rohani artinya kayalah secara rohani.
Kedua : Pakaian putih simbol kebenaran, hiduplah dengan benar, penuh kesucian.
Ketiga : Minyak untuk melumas matamu : Selalu tersadar melihat keterbatas diri kita yang selalu salah arah tanpa melihat Sang kebenaran itu sendiri. Ilustrasi :

Moore adalah seorang dokter terkenal dan dihormati, melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan. Dia tinggal disebuah kota tua di Prancis. 20 tahun lalu, dia adalah seorang narapidana, kekasihnya mengkhianatinya dan lari kepelukan lelaki lain. Karena emosinya ini dia melukai lelaki tersebut. Akibat perbuatannya ini Moore harus menghentikan kuliah kedokterannya dan harus dipenjara selama 3 tahun.
Setelah keluar dari penjara, kekasihnya telah menikah dengan orang lain. Karena statusnya sebagai mantan narapidana, menyebabkan dia sulit mendapat pekerjaan dan tidak diterima di masyarakat. Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi perampok. Dia telah mengincar di bagian selatan kota, disana ada sebuah rumah yang akan menjadi sasarannya. Para orang dewasa dirumah tersebut semuanya pergi bekerja dan sampai malam baru pulang kerumah. Di dalam rumah hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal sendirian.
Dia pergi kerumah tersebut dan mencongkel pintu utama dengan sebuah pisau belati. Namun saat didalam rumah, ada suara lembut bertanya, “Siapa itu?” Moore sembarangan menjawab, “Saya adalah teman papamu, dia memberikan kunci rumah kepadaku.”
Anak kecil ini sangat gembira, dan tanpa curiga berkata, “Selamat datang, namaku Kay”, tetapi papaku malam hari baru sampai ke rumah. Paman apakah engkau mau bermain sebentar dengan ku?” Anak itu memandang dengan mata yang besar dan terang tetapi tidak melihat apapun. Dengan wajah penuh harapan, di bawah tatapan memohon yang tulus, akhirnya Moore lupa kepada tujuannya, dan langsung menyetujui permintaan anak buta ini.
Yang membuat dia sangat terheran-heran adalah anak yang berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar. Lagu-lagu yang dimainkannya sangat indah dan gembira, walaupun bagi seorang anak normal pun harus melakukan upaya besar sampai ke tingkat kemahiran seperti anak buta ini. Setelah selesai bermain piano anak ini melukis sebuah lukisan yang dapat dirasakan di dalam dunia anak buta ini. Seperti matahari, bunga, ayah-ibu dan teman-teman. Dunia anak buta ini rupanya tidak kosong, walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung. Yang bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan tulus.
“Paman, apakah matahari seperti ini?” Moore tiba-tiba merasa sangat terharu, lalu dia melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan, “Matahari bentuknya bulat dan terang, dan warnanya keemasan.”
“Paman, apa warna keemasan itu?” Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ketempat terik matahari, “Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan.“
Anak buta ini gembira dan dengan tangannya meraba ke empat penjuru, “Paman, saya sudah merasakan, sangat hangat, dia pasti akan sama dengan warna senyuman paman.“ Moore dengan penuh sabar menjelaskan kepadanya berbagai warna dan bentuk barang. Dia sengaja menggambarkan dengan hidup, sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar ceritanya dengan sangat serius, walaupun dia buta, tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal. Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat, akhirnya Moore teringat akan tujuan kedatangannya, tetapi kali ini Moore tidak mungkin merampok. Moore sadar, masa kah, hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat dia akan melakukan kejahatan lagi. Apalagi berdiri di hadapan Kay, Moore merasa sangat malu. Lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay, “Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian. Kalian adalah orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik, walaupun matanya buta, tetapi hatinya sangat terang. Dia mengajarkan kepada saya banyak hal, dan membuka pintu hati saya.”

2. Ayat 20 :Buka pintu/buka hati
-Kalau sampah-sampah tidak dibuang maka rumah akan menjadi bau dan jorok.
-Kristus mau kita mengevaluasi diri, dan Dia yang menjadi standardnya, bukan diri kita dengan segudang pengalaman yang kita miliki.
-Dan di sini menunjukkan bahwa hidup dengan Kristus itu bukan beban, di mana orang suka sekali mengatakan, bahwa kalau percaya TUHAN banyak aturannya karena melawan keinginan daging dan kecenderungan manusiawi kita.
-Tuhan mengatakan dan membalikkan paradigma kita yang keliru dengan mengatakan “saya mau makan dengan Anda!” Kalau kita merasa berat, TUHAN katakan santai saja.

Yang pokok : Rendah hati, jangan menuntut orang lain seperti diri kita, tahan amarah dengan senyuman, dengar Firman dengan santai tapi serius, pelayanan sesuai kerinduan dan nikmatilah itu.

Aplikasi

-Hidup rohani kita butuh evaluasi, perlu matang bukan setangah jadi, butuh Yesus menerangi kegelapan pikiran dan hati kita, sehingga kita dapat melihat dengan jelas.