Lukas 12:13-21
Menghindari Akhir Hidup yang Sia-Sia

Pendahuluan

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.
Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya.
Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya, seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti, bila si petani mengucapkan kata “cukup”.
Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan matanya.
Diambilnya beberapa ember untuk menampungnya.
Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan di sana.
Kucuran uang terus mengalir, sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya.
Masih kurang ……,
Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya.
Belum cukup ……,
Dia membiarkan mata air itu terus mengalir,
hingga akhirnya ……,
Petani itu mati tertimbun.
Ya, dia mati tertimbun bersama ketamakannya,
karena ….. dia tak pernah bisa berkata “CUKUP”.
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia, adalah “cukup“.

Agar kita tidak mati tertimbun emas, maka Yesus:
1. Bicara Mengenai Ketamakan (15)
-Saudara dalam bahasa Latin ketamakan : avaritia, Ketamakan pada umumnya diartikan sebagai keinginan yang sangat besar untuk memiliki kekayaan, barang atau benda bernilai abstrak, dengan maksud menyimpannya untuk dirinya sendiri, jauh melebihi kenyamanan dan kebutuhan dasar untuk hidup yang berlaku pada -umumnya. Pengertian ini diterapkan pada keinginan yang besar dan mencolok dalam upaya mengejar kekayaan, status sosial, dan kekuasaan.
-Jadi seorang yang berseru kepada Yesus di tengah kerumunan banyak orang bermaksud memiliki banyak harta demi sebuah “prestise”, sebuah “kebanggaan” karena memiliki harta berlimpah.
-Permintaan orang itu disambut dengan nasehat Yesus bahwa “hati-hati dengan ketamakan”.
Kenapa?
a. Seorang yang tamak adalah orang yang bodoh.
-Dalam konteks PL, Frasa “bodoh” memiliki makna yang penting. Kalau diperhatikan pada Ayub 31,24-28 – khususnya paragraf terakhir ayat 28), Mzm 14:1; 53:1), maka kata bodoh sama artinya “tidak bijaksana” atau “hidup terlepas dari Allah”.
-Awal pengajaran Yesus dalam Matius 6:24, manusia tidak bisa mengabdi kepada 2 tuan. Allah atau mamon. Mamon bukan uang, tetapi keserakahan, orang yang tamak berseberangan atau seteru Allah. Sebab ia menggantungkan hidupnya pada hartanya bukan pada Allah Sang pemberi kehidupan.

b. Yesus mengatakan, semua nihil ketika jiwanya diambil nanti malam
Perumpamaan tentang “orang kaya yang bodoh”, adalah menunjukkan bahwa jikalau seorang menimbun harta untuk dirinya sendiri, kemudian nyawanya diambil daripadanya, so what?

Ilustrasi :
Suatu kali seorang pemilik tanah berujar kepada seorang pria yang ingin memiliki tanah yang luas, demikian, “Anda akan mendapatkan tanah seluas daerah yang mampu Anda kelilingi sebe-lum matahari terbenam. Jika Anda berha-sil mengelilingi 40 hektar, Anda mendapat-kan 40 hektar. Jika Anda mampu me-ngelilingi 50 hektar, Anda mendapatkan 50 hektar.” Tanpa buang waktu, orang ini segera berlari sekuat tenaga. Ia terus berla-ri, dari pagi hingga petang, sampai akhir-nya dengan terhuyung-huyung ia berkata kepada pemilik tanah itu, “Saya dapat, saya dapat 500 ribu meter persegi.” Namun seketika ia roboh, dan mati.

2. Mengajak kita untuk Kaya Di Hadapan Allah (20)

-Kaya di hadapan Allah berarti melakukan hal yang berlawan dengan ketamakan, kalau ketamakan adalah “menimbun harta untuk diri sendiri”, maka “kaya di hadapan Allah” adalah membagi harta dengan mereka yang membutuhkan pertolongan.
Dalam Matius 25:21, melayani Tuhan adalah melayani sesama, memberi kepada Tuhan adalah memberi kepada sesama. Menghormati Tuhan adalah menghormati sesama. Apa yang kita lakukan untuk setiap orang adalah berkaitan dengan pribadi Allah sendiri. Kita diajak Yesus untuk melihat bahwa ketika pertolongan kita berikan kepada mereka yang butuh kasih kita maka hal itu tidak sia-sia.

“Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?” (Yakobus 2:15-16).

Ilustrasi :

Penutup

Saudara, dalam hidup yang sewaktu-waktu bisa “pass away”, marilah kita mengejar kaya di hadapan Allah, bukan kaya di hadapan manusia.