Unknown

Pendahuluan

Saudara, ada bagian tubuh yang mungkin tidak kita perhatikan, yaitu, uvula. bagian yang kecil ini berfungsi membantu menjaga makanan agar tidak menuju jalan yang salah di bagian pernapasan ketika kita menelan. Uvula dapat memainkan peran dalam menelan, berbicara dan fungsi tabung Eustachian.
Tabung Eustachian menghubungkan telinga tengah ke tenggorokan. Jika tidak bekerja dengan benar ada peningkatan risiko infeksi telinga berulang dan menumpuknya cairan di telinga.

Tuhan seringkali memakai hal kecil dana fungsi yang sangat besar 

  1. Tuhan Memilih dan Memenuhi anak-Nya dengan Roh-Nya (1-2)

-Saudara, mungkin saudara pertamakali mendengar nama Bezaleel dan Aholiab, 2 pria ini adalah pilihan khusus untuk membantu nabi besar Musa. Siapa mereka? Rupanya Alkitab tidak memberikan kepada kita catatan lengkap mereka dan mungkin tidak perlu karena mereka bukan orang hebat dan mereka juga tidak berasal dan keluarga yang terkenal.
-Namun Tuhan memilih mereka menjadi pembangun “kemah Suci” yang merupakan Rumah Tuhan sendiri.
-Bezaleel dan Aholiab adalah dua orang ini punya keahlian berbeda, Bezaleel ahli dalam hal benda-benda berharga, dan perhiasan-perhiasan, termasuk ukiran-ukiran. Sementara Aholiab ahli dalam hal pembuatan perkakas-perkakas dan juga pakaian dan kelengkapan para imam dan orang Lewi. Tetapi, mereka sama-sama memberikan keahlian mereka itu untuk kemuliaan Tuhan.

Implikasi

Dalam melayani Tuhan, status sosial tidak lagi dibutuhkan, Tuhan itu memanggil semua anak-anak-Nya untuk berkarya bersama membangun rumah Tuhan dengan karunia yang berbeda-beda.

-Pada saat seseorang mengatakan “siap” Tuhan, maka kita lihat bahwa Tuhan sendiri yang memperlengkapi mereka dengan “Roh Allah” – “Roh Kudus”

-Orang Kristen selalu beranggapan bahwa Roh Kudus hanya ada dalam Perjanjian Baru tapi Roh Allah sudah ada dalam Perjanjian Lama. Baik PL dan PB, orang-orang yang dipenuhi Roh adalah orang-orang yang dimampukan melakukan pekerjaan Tuhan.
“Dipenuhi” bukan masalah kalau taat, Roh Tuhan makin meningkat seperti kita “ngecharge” baterai, tapi artinya dipenuhi adalah diberikan kesadaran dan dorongan untuk melayani Tuhan.
-Bedanya Roh Allah dan PL dan PB adalah, dalam PL, ketika Roh Allah mendorong kita melakukan pekerjaan Tuhan dan kita berkeras untuk tidak taat, maka Allah meninggalkan kita. Dalam PB, adalah zaman anugerah, pada saat seseorang tidak taat pada perintah Roh Kudus, saat itu Allah tetap tidak meninggalkan kita, namun Ia berduka karena saudaralah yang meninggalkan-Nya.

-Berita baiknya adalah, saat ini semua yg hadir disini punya Roh Kudus, namun pertanyaannya adalah, apakah kita yang telah dipilih oleh Allah, memilih untuk melayani pekerjaan-Nya?

Ilustrasi :
Sir Michael Costa sedang memimpin sebuah latihan orkestra yang memainkan berbagai macam alat musik secara serempak. Di tengah- tengah latihan, bersamaan dengan suara terompet yang nyaring, drum yang berdentum-dentum, dan biola yang mengalunkan melodi yang indah, si pemain piccolo [sejenis suling kecil] menggerutu pada dirinya sendiri, “Apa gunanya saya? Lebih baik saya berhenti bermain saja. Toh tak ada orang yang bisa mendengarkan saya.” Begitulah, ia tetap menaruh piccolonya di sela mulutnya, tetapi ia tidak meniupnya. Sesaat kemudian, sang konduktor berteriak, “Berhenti! Berhenti! Suara piccolonya mana?” Ternyata suara piccolo tidak terdengar oleh orang terpenting dalam orkestra itu.

2. Dipanggil untuk Kemuliaan Tuhan (3-11)
-Kalau kita perhatikan, pelayanan yang dikerjakan oleh Bezaleel dan Aholiab tidak ada satupun untuk kemuliaan diri mereka, tetapi untuk “rumah Tuhan”. Kalau kita juga perhatikan bahwa mereka harus mengerjakan semua itu sesuai talenta mereka dengan sungguh-sungguh. Tidak asal bekerja namun memiliki urutan seperti yang ditulis dalam ayat 3-11.
-Fokus pekerjaan mereka ditujukan pada sebuah arti yang kekal, yaitu untuk “Yang Mulia”.
-Banyak orang bekerja mati-matian untuk diri sendiri, untuk keluarganya, untuk anak-anaknya. Tapi banyak yang lupa melayani “yang mulia”

Ilustrasi :

Dave Thomas, pendiri Wendy’s, seorang pengusaha yang tidak pernah lupa fokusnya. Saat Dave Thomas meninggal di awal tahun 2002, ia tidak hanya mewariskan ribuan restoran Wendy’s-nya, tetapi juga mewariskan pengalaman dan kerja keras yang dihargai karena nilai-nilainya yang membumi.
Di antara nasihat-nasihat bijak yang ia jalani semasa hidupnya, wiraswastawan yang murah senyum ini memberi pandangan bagaimana seharusnya orang kristiani mengisi hidupnya. Thomas, yang di masa mudanya banyak dipengaruhi neneknya untuk mengenal Kristus, mengatakan bahwa umat percaya harus menjadi orang-orang kristiani yang mau “menyingsingkan lengan baju”.
Ia dikenal sebagai orang yang lebih berisi daripada burger tiga lapisnya. filosofi hidupnya adalah,

“Orang kristiani yang mau menyingsingkan lengan bajunya adalah orang yang melihat kekristenan sebagai iman dan perbuatan. Mereka meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan Allah melalui doa, mempelajari Kitab Suci dengan khidmat, aktif di gereja, dan melayani sesamanya untuk mewartakan Kabar Baik.” Ia lalu menyebut mereka sebagai “orang tak dikenal yang melakukan lebih banyak kebaikan daripada semua orang kristiani termasyhur”.

Aplikasi:

Ketika kita berpikir bahwa apa gunanya melayani Tuhan, maka kita lupa bahwa Dia telah memberikan kita usaha saat ini yang saudara kerjakan, lupa bahwa ia memberikan kita udara utk kita hidup, dan lupa bahwa masih ada waktu mgk masih lama ataupun tinggal sedikit untuk berkarya selagi ada kesempatan. Lupa bahwa ketika kita bekerja, Dia tidak melupakan kita…

Ilustrasi :
Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

“Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?” tanya sang suami.

Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota.

“Semua kamar kami telah penuh,” pelayan berkata. “Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya ? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini.”

Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. “Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja,” kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju.

Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, “Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda.” Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan sesorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut. Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

“Itu,” kata laki-laki tua, “adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola”.

“Anda pasti sedang bergurau,” jawab laki-laki muda.

“Saya jamin, saya tidak,” kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel.

Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Penutup

Jangan mengharapkan imbalan apapun ketika melayani Tuhan, jalani saja dengan serius sebagai alat alat Tuhan yang dibuat untuk kemuliaan-Nya. Karena Allah tidak akan pernah melupakan apa yang menjadi persembahan kita kepada-Nya.