“Menghormati Hadirat Allah”
2 Samuel 6:1-16
Pendahuluan
-Seorang pria yang tidak dikenal, membeli lukisan yg sudah sobek seharga $ 4 di sebuah pasar loak di Adamstown, ia membelinya karena tertarik dengan bingkainya. Ketika ia sampai di rumah dia mengeluarkan lukisan pemandangan negara yang kumal dan menyedihkan itu dan menyimpulkan lukisan tidak dapat diselamatkan, tetapi ketika ia melepaskan lukisan peta negara itu, ia menemukan satu dari 500 salinan resmi dari Deklarasi Kemerdekaan, terlipat dan disembunyikan di belakang. Salinan tersebut bersih dan berupa selebaran, berkerut di sepanjang garis di mana telah dilipat. Salinan dicetak oleh John Dunlap pada 4 Juli 1776, untuk membawa berita tentang kemerdekaan Amerika kepada warga dari 13 koloni. Ini adalah salah satu dari 24 yang dikenal sebagai salinan Deklarasi, dan salah satu dari tiga yang tersisa di tangan swasta.
Salinan seharga $ 4 dilelang untuk $ 2.420.000 di Sotheby’s. Pembelinya adalah Donald J. Scheer dari Atlanta, presiden Visual Equities Inc.
-Ada yang luar biasa di balik dari hal yang terlihat biasa!
1. Daud juga melihat tabut sebagai hal yang biasa saja (1-7)
-Kalau saudara membaca ayat 1-4, nampaknya Daud sangat menghormati tabut perjanjian itu, namun kenyataannya tidaklah seperti apa yang terlihat. Mengapa?
a. Ayat 3 dikatakan bahwa Daud menaikkan tabut itu pada “kereta baru”. Secara logis bagus donk naik kereta baru!
b. Di sekitar tabut itu dikelilingi oleh Uza dan Ahyo, merekalah adalah anak Abinadab yang menjaga tabut itu selama 20 tahun. Sebuah kehormatan!
-Tetapi mengapa saya katakan Daud tidak menghormati Tuhan?
Karena pada aturan pemindahan tabut di Ulangan ditulis jelas bahwa hanya suku Lewi yang dapat berada langsung di sekitar tabut dan harus di panggul bukan dinaikkan pada kereta lembu.
-Lebih celaka lagi, tabut itu hampir jatuh karena lembu itu tergelincir…Uza anak Abinadab bermaksud baik menahan tabut itu agar tidak jatuh, tetapi Allah membunuh dia di waktu itu juga.
-Daud marah pada Tuhan ia melihat Tuhan kejam, tapi pelajari dengan saksama latar belakan matinya Uza. Keluarga Abinadab selama 20 tahun tabut itu di rumah mereka, mereka tidak pernah menghormati tabut Allah yang artinya “simbol kehadiran Allah” – Ia tidak menghormati hukum-hukum Tuhan karena dalam tabut itu tersimpan dua loh batu hukum Taurat.
-Tuhan menunggu 20 tahun untuk sebuah sikap hormat dari anak-anak-Nya namun Uza tetap saja melihat bahwa bahwa kehadiran Allah dan hadirat-Nya yang kudus tidak bisa dianggap biasa.
Sekelompok orang di Campinas, Brazil
Ada cerita tentang sekelompok orang yang ingin bepergian, dan ketika mereka sedang menjemput seorang temannya, ibu dari temannya tersebut berkata “Pergilah bersama Tuhan, dan niscaya kau akan aman.” Karena teman-temannya sedang teler, mereka menjawab bahwa Tuhan boleh ikut, hanya jika mau masuk bagasi karena mobilnya sudah penuh. Penghinaan Tuhan tersebut tidak tanpa akibat, karena mereka kemudian dikabarkan terlibat tabrakan, tapi hanya tersisa bagian bagasinya. Di bagasi, setelah ditengok bahkan terdapat satu kerat telur yang tidak rusak sama sekali.
-Hormatilah Tuhan dalam kehidupan kita saudara, baik sikap kita di rumah dan sikap kita di gereja. hati yang menghomati Tuhan membawa kehidupan, namun hati yang melihat kehadiran Tuhan hal yang tidak istimewa membawa kerugian bagi kita.
2. Belajar melihat Allah sebagai sosok yang luar biasa (14-17)
-Dari peristiwa ini Daud jadi takut, Ia melihat sosok Allah selama ini menjadi teman namun bisa marah dan murka.
Daud tdk jadi membawa tabut Allah ke Yerusalem, tetapi menitipkan tabut itu di rumah Obed-Edom orang Gat untuk dijaga.
-Apa yang terjadi saat tabut itu di rumah Obed-Edom? Tiga bulan lamanya di rumah Obed-Edom, tiga bulan lamanya juga alkitab mencatat, berkat Tuhan bagi keluarga Obed-Edom.
-Abinadab beda dengan Obed-Edom. Obed Edom menghormati Tuhan, keluarganya mengasihi Tuhan, anak-anaknya dididik dengan hukum Tuhan. Di dalam 1Taw 26:4,5, mengisahkan Obed Edom ini cinta Tuhan, punya 8 anak namanya dan artinya:
1. Semaya = obeying the Lord ( mentaati Tuhan )
2. Josabad = having a dowry ( mempunyai mas kawin )
3. Yoah = brother of the Lord ( saudara dari Tuhan)
4. Sakhar = a price ( sebuah harga )
5. Netaneel = the gift of God ( hadiah dari Allah )
6. Amiel = the people of God ( rakyat/orang pilihan Allah )
7. Isakhar = reward ( penghargaan )
8. Peuletai = my works ( hasil pekerjaan-pekerjaanku )
Dan Obed-Edom sendiri berarti “seorang hamba Tuhan”
-Di sini Daud mendengar kisah tabut yang memberkati orang yang menghormati Tuhan, maka Daud segera menjemput kembali Tabut itu untuk dibawa ke Yerusalem. Sebab ia mengerti sekarang bahwa menghormati Tuhan maka kasih Allah akan nyata dalam keluarga dan kerajaannya.
Daud yang sudah belajar menghormati Tuhan saking gembiranya ia menari dan telanjang ketika membawa tabut ini ke kota Daud
Kata telanjang adalah melepas baju raja dan mahkota kebesarannya dan menggantinya dengan “kain efod” yang tidak lengkap, ada bagian tubuhnya yang tidak tertutup kain!
-Sehingga Mikhal istrinya dalam ayat 20 melihat Daud telanjang dan menghina suaminya dalam hatinya! “Masakan raja Israel menghina dirinya sendiri! Daud menjawab apa? Ayat 21, di hadapan Tuhan … Aku menghinakan diriku sendiri, bahkan kalau bisa aku akan menghina diriku lebih lagi daripada itu.
-Di hadapan Tuhan tidak satupun manusia yang layak, berpikir layak saja tidak pernah pantas di hadapan Allah!
Selama berabad-abad, pintu masuk Gereja Kelahiran di Betlehem telah dua kali diperkecil. Tujuannya adalah agar para perampok berkuda tidak dapat menerobos masuk. Pintu itu sekarang disebut “Pintu Kerendahan Hati”, karena para pengunjung harus membungkuk untuk dapat masuk.
-Sikap hormat inilah yang Tuhan ingin dilakukan setiap anak-anak-Nya, bahwa Ia bukan Tuhan yang biasa tetapi Ia Tuhan yang harus dan mau tidak mau harus dihormati sebab Ia layak dihormati.
Penutup
Mungkin kita terbiasa dengan hal-hal rohani, melayani, hadir dalam gereja, berdoa, baca alkitab sehingga hal itu menjadi rutinitas belaka. Menghadap Allah dalam hadirat Allah, sudah biasa sehingga kita ala kadarnya saja!
Sikap hormat kita makin hari makin pudar! Tuhan ingin kita kembali melihat hati kita di hadapan-Nya dan sikap kita ketika melayani, di rumah, di gereja dan tatkala kita melayani-Nya di gereja.