Perubahan Hidup yang Penuh Karunia
Roma 6:12-23

Pendahuluan
Victor Frankl seorang Yahudi yang di Austria (26 Maret 1905 – 2 September 1997) Pada tahun 1942 dia bersama keluarga dan orang-orang Yahudi lainnya diangkut dengan gerbong kereta api dari kota kelahirannya di Wina, Austria menuju di sebuah kota yang bernama Auschwitz.
Mereka dijajar menjadi 2 kelompok kiri dan kanan. Ternyata mereka yang berada di kelompok sebelah kiri semuanya dimasukkan ke dalam kamar gas atau eksekusi tembak. Victor Frankl baru menyadari bahwa yang termasuk di kelompok sebelah kiri adalah ayah, ibu, isterinya yang sedang mengandung dan kakaknya laki-laki. Jumlah yang dieksekusi pada hari itu mencapai 1300 orang. Selama dalam tahanan Victor Frankl seringkali mengalami berbagai kekejaman, penghinaan, kelaparan dan kedinginan. Tetapi semangat hidupnya tidak pernah pudar. Dia belajar bahwa manusia dapat kehilangan segala sesuatu yang dihargainya kecuali kebebasan, yaitu kebebasan untuk memilih atau kemauan akan arti kehidupan. Itu sebabnya dalam bukunya yang berjudul “Man’s Search for Meaning”, Victor Frankl mengemukakan psikologinya yang disebut “Logotherapy” sebab mengulas tentang arti dari eksistensi manusia dan kebutuhan manusia akan makna hidup.
Menurut pengakuan Victor Frankl, sumber kekuatan rohaninya diperoleh saat dia menemukan sobekan kertas di jasad temannya. Sobekan kertas tersebut berisi Ul. 6:4-5, yaitu: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”.
Ayat Alkitab ini menginspirasi Victor Frankl bahwa makna kasih kepada Allah harus dihayati dengan penuh arti walau kehidupan ini sering berada dalam ketidakpastianl

Paulus berseru pada bagian ini, juga kepada orang Yahudi, bahwa pililah “kebebasan”, pililah “Kemerdekaan” – Atau pilihlah kehidupan yang sejati! Dimana?

Di dalam Kasih Karunia Allah (15)IMG_0014

• Orang yag berada di luar karunia Allah tidak akan pernah merasakan indahnya sebuah kehidupan, karena hidup mereka menurut Paulus ada dalam sebuah kurungan yang bernama “kutuk dosa”.
• Seorang Yunani menggambarkan kutuk dosa itu seperti sebuah labirin dalam mitologi Yunani yang menceritakan bahwa di dalam sebuah labirin ada seorang manusia berkepala seekor banteng yang bernama Minotaur, ia membunuh setiap orang yang tersesat di dalam labirin itu.
• Saudara, dalam realita hidup kita bahkan sejarah pun bicara mengenai betapa banyaknya manusia yang terjebak dalam “the meaning of life”.
• Apa arti hidup kekristenan saudara?  Sebagian besar manusia menjawab, “Prestasi” – Harta” – Sebuah kedudukan” ?

Salah satu pemain baseball, yang namanya tercatat dalam Baseball Hall of Fame, ditanya apa yang dia harapkan orang lain bersedia beritahu kepadanya di masa ketika dia mulai bermain baseball. Dia menjawab, “Saya berharap orang akan memberitahu saya bahwa ketika kamu sampai di puncak, di sana tidak ada apa-apa.”

Ajaran kesia-siaan manusia terkaya di planet ini, Salomo dalam kitab pengkhotbah, dia katakan “semua yang ada di bawah matahari sia-sia adanya”

• Kalau bicara kedudukan, prestasi, kekayaan – Paulus tidak kalah, dia orang penting yang terpandang, nama baik di kalangan Yahudi, kharismanya besar, masa depannya cemerlang bagi dunia.  Tapi ia katakan, “semenjak kukenal Kristus, semuanya kusampahkan! – Artinya bukan yang lain tidak penting, tetapi “kalau aku memgang prsetasi dan hartaku, biarlah Kristus yang memberitahuku kemana dan bagaimana kuharus mempergunakan semuanya.

Paulus katakan:

a 18-20 – Karunia membuka mata untuk melihat kebenaran yang sejati.  Paulus mengajarkan bahwa dalam dosa kita lemah – Itu sebabnya, kadangkala kita sangat-sangat sensitif, mudah sekali tersinggung, merasa direndahkan – Kita bisa “ngambek” dan berkomitmen untuk memusuhi orang “sampai mati”.

Karunia membuat kita melihat Yesus sebagai pribadi yang diteladani di mana Kasih menjadi keutamaan dan penerimaan terhadap orang lain menjadi hal penting – Dan kebenaran sejati itu membuat kita melihat bahwa tanpa Karunia Yesus maka kita tidak memiliki arti hidup!

b. 21-23 – Karunia itu nampak dari buahnya. Orang yang mengerti belum tentu berbuat.  Itu juga yang ditegur Yesus berkaitan dengan karakter orang Farisi bahwa mereka tahu kebenaran tetapi tidak memilih taat pada kebenaran itu.  –  Kita tahu kasih tetapi tidak mengasihi, kita tahu mengampuni tetapi tidak mengampuni, kita tahu menjadi pendamai baik, tetapi tidak kita lakukan maka kita “orang Farisi”
Pada saat kita mengatakan bahwa saya orang yang yang mengasihi Tuhan, maka harusnya kita lakukan “buah pengudusan itu” menjadi kesaksian banyak orang.

Kesaksian tidak bicara “bersaksi mulut saja tetapi juga lebih berat kepada tindakan”.  Sebuah perubahan hidup, memilih berubah seperti Kristus, dan melakukan Firman dalam kesetiaan

Ada seorang gadis kecil berdiri di pinggir keramaian selagi ayahnya memberikan suatu kesaksian tentang apa yang telah diperbuat Tuhan Yesus dalam hidupnya. Dia menyaksikan bagaimana Tuhan telah menyelamatkan dia dan menarik dia dari gaya hidupnya sebagai seorang pemabuk.
Pada hari itu ada seorang sinis yang berdiri di antara kerumunan tersebut yang tidak tahan lagi mendengar segala omong kosong tentang agama tersebut. Dia berteriak, “Kenapa anda tidak duduk dan diam saja, orang tua. Anda hanyalah bermimpi.”
Tak beberapa lama, orang skeptik ini merasa ada tarikan di lengan jaketnya. Dia menoleh ke bawah dan ternyata itu adalah gadis kecil ini. Anak itu menatapnya lekat-lekat dan berkata, “Tuan, itu adalah ayah saya yang anda bicarakan. Anda mengatakan ayah saya seorang pemimpi? Biar saya ceritakan kepada ada tentang ayah saya.
“Ayah saya dulu seorang pemabuk dan malam-malam pulang ke rumah, dan memukuli ibu saya. Ibu menangis sepanjang malam. Dan Tuan, kami tidak memiliki pakaian-pakaian bagus untuk dipakai karena ayah saya membelanjakan seluruh uangnya untuk whiski. Kadang-kadang saya bahkan tidak memiliki sepatu untuk dikenakan ke sekolah. Tapi lihatlah sepatu dan baju ini! Ayah saya mempunyai pekerjaan yang baik sekarang!”.
Lalu sambil menunjuk ke suatu arah, dia mengatakan, “Apakah anda melihat seorang wanita yang sedang tersenyum di sana? Itu adalah ibu saya. Dia tidak menangis sepanjang malam lagi sekarang. Sekarang dia menyanyi.”
Kemudian suatu pukulan yang hebat. Anak itu berkata, “Yesus telah merubah ayah saya. Yesus telah merubah rumah kami. Tuan, jika ayah saya sedang bermimpi, tolong jangan bangunkan dia!”

Kita dipanggil dan terpanggil untuk memilih merdeka dari dosa, keluar dari labirin dan melangkah penuh arti sebab Yesus jurupandu kita.  Utamakan kasih, hormat, dan mengutakan Yesus dari segala yang kita punya.