th

Minggu, 10 Desember 2017 (Minggu Advent II)

“Pertobatan Yang Proaktif”
Bacaan Firman :
Yesaya 40:1-11; Mazmur 85:1-2, 8-13; 2Petrus 3:8-15; Markus 1:1-8

1:1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.  1:2 Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan  bagi-Mu; 1:3 ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya”, 1:4 demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: “Bertobatlah  dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu. ” 1:5 Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea  dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan. 1:6 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. 1:7 Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. 1:8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus .“

Tujuan : Umat mampu menghayati anugerah keselamatan Allah dalam
karya penebusan Kristus dengan hidup pertobatan secara proaktif,
bukan bersikap pasif sehingga dapat mengimplementasikan
pembaruan hidup secara bertanggungjawab.

Khotbah

Pendahuluan

Suatu hari saya berada di paratunam Market Bangkok, seorang Afrika Amerika meniriakkan sebuah kalimat berulang-ulang “Percayalah Injil, Anda semua membutuhkannya”. Terlepas dari cocok atau tidaknya metode itu diterapkan pada situasi jaman sekarang, namun dahulu pada masa Yohanes, metode itu direspon oleh banyak sekali orang yang rindu memberi diri disucikan Allah.

Berita yang dibawakan Yohanes adalah berita yang menjadi kebutuhan orang banyak(sehingga bagian lain alkitab magatakan, pembesar daerah itu tidak berani menangkap Yohanes karena kuatir orang banyak) yang terbelenggu dengan tekanan dosa yang sangat kuat, berita itu menarik orang untuk datang mendengarkan dan mengikuti apa yang diajarkan Yohanes. Berita apakah itu?

  1. Berita Pertobatan (4)

Saudara, bagian ini dibuka dengan sebuah “memori”, memori yang mengingatkan orang Israel bahwa tiba masanya nubuat Yesaya (bacaan pertama) terjadi di tengah-tengah mereka. Sehingga berita ini menjadi salah satu bagian yang memberanikan banyak orang datang kepada Yohanes saat itu. Berita ini adalah berita kelepasan yang diterjemahkan Yohanes dengan sebuah kata “Bertobatlah”.

Tidak banyak yang disampaikan oleh Yohanes, hanya “luruskan jalan bagi Dia, dan berobatlah serta beri dirimu dibaptis”. Pada konteksnya, “Bertobat” adalah Lepas dari perbudakan/perhambaan dosa (Yesaya 40:2). Ketika manusia jatuh dalam dosa ada 3 hal yang berubah pada diri saudara:

Status : Identitas asali manusia, dari sahabat Allah menjadi seteru Allah. Kita bermusuhan dengan-Nya.
Habitus : Kecenderungan berdosa yang ada pada diri kita. Dosa menjadi seperti tekanan gas yang menerbangkan kita layaknya balon.
Actus : Tindakan kita mewujud nyatakan dosa dalam kehidupan kita sehari hari.

Ketiga hal itu menciptakan kita menjadi makhluk egois, sulit peduli orang lain, kasih yang memudar, dll.

Di sinilah dibutuhkan “pertobatan” yang bisa juga diartikan “kembali kepada Allah” – Melangkah kaki keluar dari gelap menuju kepada terang sejati.

Pertobatan adalah sebuah refleksi dan komitmen yang terus berproses menuju kepada kesempurnaannya.

Ilustrasi : Seorang melukis alam dan seorangt temannya melihat lukisan itu, dengan kagum temannya terus terpesona dan jalan mundur tanpa merasa bahwa sedikit lagi ia akan terperosok dari tebing menuju jurang yang dalam. Sang pelukis melihat hal itu tidak berani berteriak karena kuatir temannya tekejut dan jatuh. Pelukis itu merusak lukisannya dengan menyobek lukisan itu. Temannya terhenti dan sedih, tetapi akhirnya ia sadar, semua itu dilakukan temannya agar ia tidak jatuh ke jurang.

Aplikasi:
Bukankah Allah memberi diri menjadi manusia datang dalam peristiwa Natal dengan menyobek Sorga dan hati-Nya, demi sebuah panggilan agar manusia kembali kepada-Nya,

2. Pertobatan yang Bergerak (5-8)

Ilustrasi : Kondisi orang Kristen saperti Kecoak. Bernapas dengan pori-porinya dan berefleks bukan karena melihat tetapi karena ada sebuah sensor pada badannya. Artinya ia tidak membutuhkan kepala walaupun ia memiliki kepala. Ini juga gambaran Kristen dalam jemaat Korintus. Mengaku sebagai anak Tuhan tetapi sebenarnya belum menjadi anak Tuhan yang berkenan.

Yang ingin saya sampaikan bahwa PERTOBATAN itu memiliki ciri khas yang bergerak “melakukan sesuatu” – Kalau kita perhatikan dalam alkitab orang-orang yang berkenan adalah mereka yang menyatakan iman mereka. Seperti siapa?
Maria : aku ini hambaMu : ada ketaatan total di sini.
Gembala : ia melihat Tuhan dan tidak diam tetapi menceritakan kepada orang lain mengenai Yesus, ada PI di sini.
Majus : Sebuah pencarian yang tidak di batasi waktu dan tenaga, mereka bergerak dari tempat yang jauh untuk menyembah Sang Raja
Perhatikan teks kita : Mereka datang dan memberi diri dibaptis dan mereka sharing, dikatakan, “sambil mereka mengaku dosa mereka”.

Pertobatan mereka pro aktif, bukan lips service : Mengatakan “i love You Jesus” tapi mulut dan kata-katanya penuh sumpah bahkan membenci saudaranya sendiri. Melihat kemiskinan hati tidak tergerak untuk membantu, atau ketika di gereja “spiritulitasnya like Jesus, tetapi di luar gereja, “spitirualnya like evil”.

Ilustrasi : Sebuah anak yang tinggal di sebuah pantai menderita cacat pada kakinya, sulit sekali ia berjalan. Jika ada temannya yang mengejeknya maka ia ke pantai untuk menulis pada pasir pantai “ada teman yang jahat”, lalu ia kembali ke rumahnya. Namun jika ada teman yang memberikannya hadiah dan mengajaknya ngobrol, ia kepantai dan ia menuliskan pada batu besar itu “ada teman yang baik”. Seorang wisatawan yang sering kesana bertanya mengapa jika kejahatan engkau tulis pada pasir pantai dan kebaikan engkau tulis pada batu besar itu? Anak itu menjawab , “agar aku hanya melihat hal yang baik dan melupakan yang jahat kepadaku”.

Pertobatan adalah melakukan sesuatu, tanpa berbuat sesutu maka pertobatan adalah sebuah kebohongan.
Yesus memang tidak perlu bertobata, tetapi Dia melakukan sesuatu agar kita yang percaya kepada-Nya melakukan sesuatu seperti apa yang dilakukan oleh-Nya!

Aplikasi :
Pertobatan itu Berjalan ke Betlehem, menjenguk Dia dan mempersembahkan hati saudara sebagai persembahan yang hidup dengan komitmen baru untuk menjadi pribadi like Jesus.