Lukas 17:10: Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.
- Kalau membaca Lukas maka jelas intinya seluruh bagian Lukas bicara tentang PENGABDIAN (kisah Marta dan Maria, Hal Mengikuti Yesus, Orang Samaria yang murah hati, Siapa yang Terbesar di antara para murid, dll). Karenanya Injil Lukas disebut Injil tentang Pengabdian total manusia kepada Tuhannya. Berangkat dari inti Lukas maka tidak mengherankan perikop kita ini muncul sebagai PENGINGAT DAN PENEGAS di Antara kisah-kisah pengabdian.
Dalam Bahasa Inggris “pengabdian” itu adalah “Devotion”, ini kata yang sangat tepat. Banyak orang mengawinkan Devotion sama dengan dedication. Namun ketika “dedication” di Indonesiakan maka maknanya menjadi berbeda, karena mengandung kata “pengorbanan”. Mana ada hamba Tuhan yang berani berkata BERKORBAN untuk melakukan sebuah pelayanan??
- Pelayan TUHAN yang merasa dirinya berkorban bagi sebuah pelayanan, adalah pelayan Tuhan yang :
1. Dia tidak mengerti arti kata Dedication,
2. Hamba Tuhan yang mengerti arti Dedication tetapi dikalhkan oleh egonya.
- Fansiskus dari Asisi punya banyak murid, suatu kali muridnya bertanya padanya: “Ajar kami Berdoa”. Faransiskus mengajarkan 2 doa sederhana yaitu : “Doa Bapa kami dan Doa Kami menyembah Engkau”. Doa Bapa Kami Kita semua Udah tahu. Tapi Doa yang kedua ini seperti ini: “Kami menyembah Engkau, Tuhan Yesus Kristus, di sini dan di semua Gereja-Mu yang ada di seluruh dunia, dan kami memuji Engkau, sebab Engkau telah menebus dunia dengan salib-Mu yang suci. Amin.
- Salib lambang cinta kasih – Yesus itu adalah inti spiritualitas yang tidak pernah merasa jadi Korban, tetapi menjadi Kurban (Qurban (kurban) adalah hewan tertentu yang disembelih bagi manusia untuk menjadi lebih dekat dengan kasih sayang Allah). Padahal Fransiskus Asisi ini lahir dari ayah kaya Raya dan masa mudanya telah gemar dengan buka dan filsafat hidup, Namun rendah hati di hadapan Allah.
Yesus Berkata:
Apa yang Yesus katakan? Apapun yang engkau lakukan, Ikatlah pinggangmu! Mengikat Pinggang atau “to gird up the loins” adalah suatu tindakan untuk bersiap-siap, menjadi sebuah ekspresi figuratif yang signifikan, yang menunjukkan kesiapan untuk pelayanan, aktivitas, bekerja, dan penelitian. Seluruh hidup sebagai sebuah pelayanan.
Tatapi, Setiap kali engkau, ayat 10 “telah” melakukan semua itu – Katakanlah pada dirimu sendiri , kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna, kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan”. Ikatlah pinggangmu, “to gird up the loins is not for Coins”. Pelayanan bukan Demi sebuah UPAH. Baik berupa Materi, pujian, kemuliaan bahkan juga kedudukan. Dalam refleksi Saya, “pelayanan kita diarahkan Yesus untuk hanya fokus pada sebuah titik, yaitu YESUS”!! Kata Paulus, “Aku bermegah hanya Karena mengenal YESUS”.
Mengenalnya berarti kita tahu tanpa-Nya “Kita tidak berguna”, padanan kata “tidak berguna adalah “hina”. Ini benar karna hamba itu adalah hampa dan hamba itu adalah hambar. Hamba hanya melakukan apa yang disuruh oleh TUANNYA!!
Apa yang disuruh oleh Tuan Kita?
- Ayat 8 “Siapkan makanan di meja Tuan Kita” – Matius 25:35 : “Ketika engkau beri makan mereka yang lapar, engkau beri makan kepadaKu” – Hamba harus punya kepedulian terhadap sesamanya! Hamba harus punya KASIH! Hamba harus memiliki KESADARAN bahwa apapun yg dikerjakan, RENDAH HATI itu harus tetap yang terdepan.
Aplikasi : Pada akhirnya ada satu kalimat yang signifikan: “Kalau Kita telah melakukan sesuatu lalu mengatakan “aku hamba tidak berguna” – lalu hamba Tuhan yang tidak melakukan sesuatu atau apa-apa,”cuek”, tidak mengasihi, dll, atau mencuri kemuliaan Tuhan, maka ia harus katakan apa Pada dirinya? Karena bagi Tuannya hamba itu bukan rendah hati tapi RENDAH SEKALI!