Nats : Lukas 5:1-11
Tema : Berkat di Balik Ketaatan
Pendahuluan
Saudara, apa yang dicari orang dalam kehidupan ini? Seringkali seorang Kristen pun lupa bahwa dalam dunia yang super sibuk ini mereka berjalan untuk berkat jasmani, dan tidak mengindahkan atau menyandarkan harapan pada Tuhan.
Dalam bagian ini, Tuhan hendak mengajarkan kita mengenai perjumpaan berharga antara Tuhan dan manusia.
Isi
- Berkat penuh ketika seseorang TAAT kepada-Nya (ayat 3)
Kisah ini dimulai dengan kegiatan sehari-hari nelayan. Pekerjaan nelayan adalah menangkap ikan sebanyak-banyaknya untuk dijual dan menghasilkan uang.
Hal tersebut merupakan hal yang umum jikalau kita kaitkan dengan konteks keseharian di dunia kita. orang-orang bekerja demi mendapatkan rezki yang banyak.
Namun ada hal menarik di sini, yaitu pada ayat 5, para nelayan katakan, “dari tadi malam kami ini tidak menangkap apa-apa”. Lebih baik kita terjemahkan bahwa mereka tidak mendapatkan sesuatu (oudeis – yang bernilai), jumlah ikan yang setimpal dengan jerih payah mereka. Hasilnya sedikit. Dalam bahasa moderen kita sebut saja, pekerjaan mereka tidak efektif dan efisien.
Kalau kita kerja berat tapi hasilnya sedikit, atau seseorang menanam modal tetapi hasilnya tidak seperti yang ia harapkan, kira-kira ekspresinya bagaimana? Yah begitulah para nelayan itu!
Alkitab menyelipkan peristiwa menarik ketika para nelayan itu tidak mendapatkan berkat! Yaitu ayat 5, ada satu bagian yang tidak boleh kita lewatkan, yaitu, perkataan Simon Petrus ketika tidak ada apa-apa yang mereka tangkap. Yesus katakan, “tebarkan jalamu lagi”. Simon menyahut, “sepanjang malam kami di sini tapi nda ada apa-apa, tapi karena Engkau menyuruhnya maka aku menebarkan jala juga”.
Siapa sih Yesus? Tukang kayu bukan nelayan. Kalau Simon berlogika, harusnya dia katakan, “Hei, kami ini nelayan udh lama di lautan, tapi kamu siapa kamu mencoba mengajari kami cara menangkap ikan”?
Tapi Simon meihat Yesus dengan cara yang berbeda! Saya tidak kenal Dia, tapi saya percaya bahwa Ia dapat dipercaya!
Next! Apa yang terjadi? Ayat 6, jala mereka koyak karena ikan lebih banyak daripada daya tampung jala mereka!
Apa yang saudara liat dalam bagian ini? Berkat? Bukan! Ketaatan mendatangkan berkat! Yang dikejar bukan berkat tetapi mengusahakan KETAATAN maka berkat itu akan datang!
Ilustrasi :
Seorang jemaat memberi tahu pendetanya bahwa ia akan pergi ke Kota Suci Yerusalem. Ia menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Gunung Sinai. “Begini,” ujarnya kepada sang pendeta, “saya berencana mendaki sampai ke puncak gunung itu, dan setelah tiba di sana saya akan membaca Sepuluh Perintah Allah keras-keras.”
Pria itu mengira perkataannya akan menyenangkan pendetanya. Jadi, ia terkejut saat mendengar tanggapan sang pendeta, “Tahukah Anda, saya dapat memikirkan suatu ide yang lebih baik dari itu.” Pria itu menyahut, “Benarkah, Pak Pendeta? Apakah itu?”
Pendeta itu menjawab tanpa tedeng aling-aling, “Daripada menempuh perjalanan beribu-ribu kilometer untuk membaca Sepuluh Perintah Allah di Gunung Sinai, mengapa Anda tidak tinggal di rumah saja dan menaati sepuluh perintah tersebut?”
Bukan hanya menjadi pembaca Firman tetapi juga TAAT pada Firman TUHAN!
2. Berkat yang sejati adalah pemberi Berkat (11)
Seorang pemuda berdoa kepada Tuhan, dan Tuhan memberkati dia, lalu mulai rohaninya menyusut karena keinginannya sudah dia dapatkan. Saudara, tindakan itu samahalnya, dekat dengan TUHAN karena inginkan berkat Tuhan. Hal itu salah dan keliru.
Para nelayan dalam ayat 11, dikatakan, “mereka meninggalkan segala sesuatu (pas)”, Semuanya ditinggalkan lalu mendekap kepada TUHAN.
Mereka memahami bahwa berkat itu adalah penting, namun jauh lebih penting apabila kita menyadarkan hidup kita kepada yang MahaKuasa. Paulus katakan, “semua menjadi sampah ketika aku mengenal Dia”. Ini mau katakan bahwa tidak ada yang lebih berharga daripada perjumpaan dengan Yesus.
Saudara, seringkali kita mendengar 10 orang kusta yang diceritakan dalam Alkitab. Berapa yang menyadari seperti murid Yesus menyadari? hanya 1 orang yang menyadari bahwa berkat yang diperoleh semata-mata karena karunia Tuhan. Yang 9 kemana? mereka merasa layak dan tidak tahu berterimakasih. Karena mereka hanya mau sembuh, bukan Tuhan.
Semua berkat dari Tuhan, maka berdosalah orang yang diberkati Tuhan tetapi makin diberkati makin jauhlah dia dari Tuhan.
Saudara kita belajar dari Petrus, ketika berkat Tuhan turun atasnya, ayat 8, Petrus tersungkur di hadapan Yesus, dia katakan, “Tuhan, pergilah daripadaku, karena aku ini orang berdosa!.” TIDAK LAYAK menerima berkat!
Kita punya apa dirumah? Itu kasih karunia saudara……Harusnya menjadi cermin bahwa karena Tuhan mau maka kita memiliki semuanya.
Penutup
KETAATAN membuat pundi-pundi kita penuh, namun……….Kataatan berarti jauh lebih cinta Yesus daripada berkat!