IMG_0122

Efesus 4:17-32

Pendahuluan

Zaman kini adalah zaman media sosial. Mudah sekali kita mendapatkan berita-berita yang mungkin bagi kita sangat mengejutkan, bahwa kejahatan-kejahatan sangat bergulir begitu cepat. Contohnya, Seorang cucu yang masih SD ngancam kakeknya dengan sebilah senjata tajam hanya karena tidak diberi uang jajan. Atau, perampokan memakai senjata api lalu membuat kita was-was keluar rumah. Ada juga kisah cinta anak anak SD di taman lalu di razia oleh Satpol PP.

Itu real dan sama sekali tidak ada rekayasa cerita, dunia kita seperti yang dikatakan Firman Tuhan, makin hari makin jahat, manusia di akhir zaman makin tidak peduli dengan namanya INTEGRITAS.

Ilustrasi : Ada kisah klasik, Sebuah pasangan dengan salib dikalungkan pada lehernya. Melancong di sebuah daerah wisata yang kecil nan indah, mereka bermalam di hotel yang sederhana namun pemandangannya menghadap lautan, suasana sangatlah romantis. Di hari kelima liburan mereka, pada saat mereka berjemur dipantai, tiba-tiba ada seorang anak kecil jatuh dari dermaga, orang berkerumun dan si ibu anak itu meminta pertolongan orang yang hadir, tapi tak satupun yang mau menolong. Pria muda itu kemudian spontan melompat masuk ke dalam air menolong si anak itu. Orang-orang tepuk tangan dan pas ada wartawan yang ingin meliput mereka, tapi mereka tidak mau, semua orang memaksa agar ini dilipu menjadi berita sebagai contoh manusia teladan…..Mereka tetap ngotot tidak mau, wartawan itu memaksa terus demi kemanusiaan. Akhirnya si wanita muda ini tidak tahan, dan berseru, “jangan foto kami, pria ini suami sahabat saya”.

Karena itu, Paulus katakan kepada orang seperti itu. Paulus menasehati kita yang pake Salib di hati:

Isi
Hiduplah dengan KUDUS
Mendengar kata KUDUS, banyak orang berpikir SEMPURNA. Tetapi sebenarnya kata KUDUS itu memiliki dua pengertian . Satu adalah benar “perfect” secara spiritulitas, memang benar mengacu kepada kata SEMPURNA (menurut KBBI). Namun dalam Alkitab ini, kita memakai kata KUDUS kedua, yaitu, “TERPISAH” – “BERBEDA” qadosy atau hagious.
Berbeda dari apa? Terpisah dari apa? Dari orang-orang yang hidup dalam kegelapan, kedagingan, hawa nafsunya. Kita anak terang bukan anak-anak kegelapan.
Kita ditebus dari dosa menuju kepada kemenangan, kita beralih dari kehinaan menuju kepada kemuliaan. Kalau dunia hidup serupa dosa, kita hidup serupa Yesus.
Paulus katakan : “Jangan hidup Lagi seperti mereka….” berarti kita pernah…..Pernah menjadi manusia lama ketika Yesus belum menebus hidup kita.
Jikalau saya ada di sana saat Paulus menulis menulis surat ini, mungkin saya katakan sama Paulus……”Jangan-jangan……Jemaat Efesus belum keluar dari hidupnya yang lama………”
Masih degil hatinya…..Kata degil itu “porosis”, hatinya keras luar biasa. Degil ini berkaitan dengan “tidak lagi memiliki perasaan”. Kalau seseorang tidak bisa memaafkan orang lain atau tidak tergerak membantu orang miskin – Itu POROSIS.
Masih menyerahkan diri pada kecemaran dan keserakahan…Kita singkat hidup tanpa bermoral. Kecemaran adalah Aselgeia artinya : “Sikap hidup yang penuh nafsu kesenangan – kalau saudara lihat orang yang mengutamakan pesta, hobby, harta dan kedudukan lebih dari ibadahnya, itu adalah sikap manusia lama. Keserakahan adalah Pleonexia: artinya, mengejar sesuatu yang fana lebih dari hidup berkenan kepada Tuhan – kalau saudara lihat orang yang kejar duit lupa ibadah atau belajar lupa kebaktian nah itu dia Pleonexia.

Paulus bilang : Orang Kristen tidak bisa seperti itu….ANGGUR BARU DAN KANTONG BARU!!

2. Bekerja Keras untuk Menjaga Hidup Baru
Saudara semua kata yang dipakai untuk kita lakukan atau jangan lakukan mengandung Tensis Continius, artinya lakukan terus menerus dan jangan berhenti. Artinya, kita perlu mempertahankan dan bertumbuh dalam perbuatan baik karena pengenalan kita akan Yesus.
Contoh : Kalau kita nyapun di rumah, kita nda bisa nyapu sekali dan seterusnya kita nda nyapu lagi. Pasti kotor lagi, dan kita perlu nyapu tiap hari supaya rumah kita selalu bersih.
Paulus katakan : Buanglah hidup kotor kita tatkala kita mengaku bahwa Yesus itu adalah sahabat kita.
Kotoran yang terus menerus harus kita buang adalah :
a. Kebencian (pikria) : Kemarahan yang berkepanjangan/dendam – jangan sampai matahari terbenam. Mbah google katakan, punya satu musuh usia jadi pendek 2 tahun kesehatan menurun 4 tahun dari usia sebenarnya .
b. Thumos : artinya, sifat pemarah – ini bukan pendendam hanya hobbynya marah-marah, emosinya nda bisa dia kendalikan. Sedikit-sedikit tersinggung, marah-marah dll.
c. Bicara kotor : Artinya kalau bicara bicaralah yang positif dan membangun.

Dan sekali lagi Paulus tutup ayat 32 dengan mengatakan : “Sebagaimana Allah di dalam Yesus” Maka kita pun harus seperti dan meneladani Yesus. Jadi iman kita bukan abstrak, iman kita konkret di dalam Yesus.

Penutup

Ilustrasi :Beberapa tahun lalu, seorang penyanyi bernama Russ Lee merilis lagu berjudul I Smile [aku tersenyum]. Jika Anda mengetahui bagaimana hidupnya telah diubah oleh Yesus Kristus, Anda akan memahami mengapa ia menyanyikan lagu demikian, “Aku tersenyum memikirkan bagaimana Engkau mengubah arah hidupku. Aku tersenyum memikirkan kebahagiaan yang kuperoleh di dalam-Mu.”
Ketika Russ berusia 17 tahun, hari-harinya dihabiskan untuk berkutat dengan narkoba, alkohol, kejenuhan, dan penderitaan. Hidupnya penuh dengan masalah yang dibuat sendiri dan keputusasaan. Suatu hari, ketika ia mendengarkan sebuah lagu rock lawas berjudul I Can’t Get No Satisfaction, ia sadar bahwa lagu itu menggambarkan keadaannya. Dua hari kemudian, seorang kawan mengajaknya ke gereja. Di sana ia mendengar bahwa sumber kepuasan sejati berasal dari pengenalan akan Yesus Kristus, sehingga ia berserah dalam iman kepada Dia.
Lalu, apakah yang pertama-tama dilakukan Russ setelah memercayai Kristus? Menurut buku Touched By The Savior yang ditulis Mike Yourkey, Russ berkata, “Saya berjalan keluar menuju mobil saya. Di bagasi ada sebuah kantung sampah penuh dengan narkoba barang dagangan saya. Saya tidak memerlukan semua ini lagi, pikir saya, dan saya memang benar. Kantung sampah itu pun saya buang. Sejak saat itu dan seterusnya, Allah mengubah hidup saya mulai dari dalam batin saya. Saya telah menjadi ciptaan baru.”
Tak heran jika Russ Lee dapat bernyanyi dengan penuh semangat, “Aku tersenyum.” Apakah Anda pun dapat tersenyum? –Dave Branon