light_power-normal

Tema :  Terang Bagi Manusia

Nats :  Yohanes 1:1-14

Pendahuluan

Saudara, seorang fotographer adalah seorang yang selalu mencari sudut pandang pencahayaan yang bagus agar dapat menangkap gambar dengan maksimal.  Kalau bisa mendapatkan sudut atau posisi yang bagus maka pasti fotonya atau hasilnya bagus, tapi kalau tidak maka hasilnya akan sangat mengecewakan.

Saudara, dalam sejarah, bagitu banyak manusia mencari  Tuhan, mereka mencoba mengatur pola pikir dengan baik, mereka belajar ilmu alam dengan teliti, dan kemudian berfilsafat demi menggambarkan seperti apakah Tuhan itu. Tapi toh mereka kecewa karena menyadari bahwa sudut pandangnya keliru.

Latar belakang bagian Alkitab yang kita baca adalah berkembangnya paham yang merasa telah mendapatkan “insipirasi” tertinggi.  Kita sebut mereka dengan istilah “gnostisisme” atau orang yang mengganggap bahwa cahaya hidup ini adalah Pengetahuan.  Dan merasa telah mengenal KEBENARAN dengan otak mereka. 

Apa yang Alkitab Katakan?

Kebenaran itu adalah Firman yang “beyond Knowledge”

“Sokrates pernah mengatakan bahwa ia mengerti banyak tentang “physica”, tetapi itu tidak menjawab seluruh pertanyaan dalam dunia ini, sebab ia percaya bahwa ada “metaphysica”.  Ada sesuatu yang melampaui alam pikiran kita.  Tapi sayangnya, Sokrates tidak tahu apakah itu”.

Tidak heran di Yunani, kalau baca Kisah Para Rasul 17:23:

“Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu”.

“itulah yang kuberitakan kepada kamu”, juga kita jumpai pada Yohanes 1:7-8, Yohanes mberitakan Allah agar semua orang dicelikkan dan mengenal akan Allah.  Tetapi Allah bukan ALlah yang mudah dikenal!

+ Perhatikan baik-baik.  Allah adalah TERANG.  Terang Allah adalah TERANG yang amat sangat terang, sehingga terang itu sangat menyilaukan penglihatan kita.  Bahkan tidak dapat kita tangkap tanpa bantuan alat pendukung.

+ Manusia tidak mungkin dapat melihat TERANG itu, kalaupun manusia mencoba dengan upayanya, maka manusia hanya dapat melihat, “oh terang seperti itu”, namun tidak dapat melihat dengan jelas apalagi menyentuh TERANG itu.

Ilustrasi :  Orang buta ketika memegang gajah akan muncul banyak perspektif.  Gajah seperti tali, ataukah gajah seperti sebuah tiang yang besar.  Dan mereka yakin benar sebab pikirannya benar, tetapi sebenarnya sangat sempit dan terbatas.  Allah kita tidak diciptakan oleh pandangan kita, melainkan Ia mutlak dan tidak bergantung pada pikiran kita.

Dalam rangka manusia mengenal Allah, Allah yang besar itu harus menjadi manusia dan diam di antara kita (ini berita NATAL) yang sesuangguhnya, yaitu Ia yang tidak terhampiri datang menghampiri manusia.

Untuk apa? Supaya kita tahu selama ini siapa yang kita sembah!

+Ada orang katakan, semua agama itu sama!  Yesus sama dengan tokoh agama lainnya.  Bahkan celakanya, ada orang pernah katakan, Yesus itu sama dengan Pendeta, punya kelemahan dan memberitakan kabar baik.

Itu sudut pandang yang KELIRU!!  Saya mengulang yang disampaikan oleh Pdt.Paulus Surya saat Perayaan Natal.  Yesus adalah “Datang” bukan “lahir”.  Bedanya dimana?  Masih ingat?

“Datang berarti Ia sudah ada dan sekarang Ia datang, sedangkan lahir, ia belum ada dan sekarang baru ada”

(Manusia yang lain adalah lahir, bukan datang)

Itu sebabnya dalam ayat 9 dikatakan : “Ia sedang datang”, bukan Ia sedang lahir”.

+Yesus yang kita sembah dan rayakan, Dia adalah Allah yang sejati.  Mengenal Dia maka sudah seharusnya kita mengerti sudut pandang yang benar.  Saudara, Natal ini mari kita koreksi sudut pandang kita.  Kita bisa berpikir bahwa, sebenarnya siapa yang menguasai hidupku atau apa yang menjadi terang dalam hidupku?

2. Menerima atau Menolak (11-12)

Ilustrasi : Suatu hari anak saya sakit dan dokter memberikan obat puyer, obat puyer yang rasanya pahit.  Saudara, baik untuk kesembuhannya namun anak saya menolak minum dan tidak menyukai rasanya.

Penolakan terhadap sesuatu yang baik, dalam konteks ini adalah Yesus, penolakan terhadap diri-Nya disebabkan banyak sekali faktor, bahkan dalam kisah-kisah Natal, terjadi penerimaan dan penolakan.  Ada Gembala dan Majus yang menerima, namun ada para imam dan Herodes yang menolak.

a. Ada yang menolak karena masih ingin berkutak dan menikmati dosanya.

b. Filosofi kehidupan yang dibentuk dengan ekslusif sekali, seperti, Yesus itu orang Barat, saya bukan”.

c. Tidak bisa menerima Yesus karena keluargaku melarangku.  Saudara, tuhannya bukan tuhan yang sejati tetapi ia mengangkat keluarganya menjadi tuhan.

d. Kuasa dan pasangan hidup.  Ini mementingkan hal yang fana.

e. Satu ini yang banyak,  Ada di kursi gereja, ikut menyanyi,  tetapi sebenarnya mereka belum menjadikan Yesus Tuhan dan raja-Nya. Ilustrasi : Paduan suara akbar di sebuah gereja menyanyikan kidung indah sekali menenai “Natal”.  Tapi malaikat tidak mendengarkan suara mereka, karena apa?  Performance, nama atau sanjungan, menutup skesungguhan hati mereka untuk menghayati Kristus yang datang memberikan anugerah-Nya.

PENUTUP

Kebali kepada Yohanes.  Untuk apa kesaksian ini?  Agar kita disadarkan bukan untuk menolak, melainkan kembali merefleksi diri dan memperbaharui iman percaya kita.  Kembali menjadikan Dia sumber kehidupan kita.  Ia TERANG yang kini bisa dilihat dengan jelas dan dijangkau dengan hati dan pikiran kita.