Unknown-1

1 Yohanes 4:4-6; Daniel 4:8

”Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia” (1 Yohanes 4:4).

Pendahuluan
Saudara pernah bertemu dengan orang yang mengeluh dan kerapkal menyesali hidupnya. Menggerutu dan hampir-hampir tidak pernah bersyukur. Dia selalu merasa kalah dengan situasi sekitarnya.
Rasul Yohanes dalam suratnya di atas memberitahukan kepada kita bagaimana kita bisa menjadi seorang pemenang. Ada tiga rahasia menjadi seorang pemenang.

1. Kita Perlu Menyadari Bahwa Kita berasal Dari Allah
Saudara agama tidak menjamin seseorang itu memiliki kekuatan iman dan pengharapan dalam hidupnya. Dalam realita kehidupan kita, tidak sedikit kita menyaksikan orang-orang Kristen yang kalah dalam hidup ini. Orang-orang yang menyerah dengan pergumulan hidup, kalah dengan emosinya…
Kenapa? Karena mereka berfokus pada diri dan lingkungan mereka, itu sebabnya seringkali kita merasa nothing, sebab diri kita ini rapuh dan tidak berdaya menghadapi bermacam-macam tekanan.
Ayat yang kita saksikan bersama adalah ajakan untuk memahami diri bahwa kita ini bukan berasal dari sekadar manusia, tetapi berasal dari Allah. Itu sebabnya kekuatan kita adalah ketika kita menengadah berseru kepada TUHAN. Seperti seorang anak yang perlu mengarahkan kepalanya kepada ayahnya. Mazmur 24:5 : “mencari wajah TUHAN”.
Rupanya masalah kekalahan manusia terhadap emosi dan pergumulannya sudah ada dalam masa Perjanjian Baru. Banyak orang Kristen yang mundur imannya karena tidak tahan dengan pencobaan, sehingga Yohanes mengatakan dengan jelas bahwa kita itu berasal dari Allah bukan dari dunia ini. Suatu ajakan untuk mengenal Allah yang selalu beserta dengan kita! Kita dahsyat karena Allah kita dahsyat!

Seorang petani menemukan sebuah telur di sawahnya, dan ternyata telur yang ditemukannya itu adalah telur burung elang. Namun si petani tersebut tidak menyadarinya. Wah..lumayan nih dapat sebutir telur , bisa untuk tambahan menu makanan hari ini, pikir si petani.
Sesampainya di rumah, petani tersebut urung melakukan niatnya, melihat bentuk telur itu yang agak besar dan berbeda dengan telur ayam biasanya. Akhirnya si petani tersebut menaruh telur elang tersebut di kandang seekor ayam betina di belakang rumahnya untuk dierami.

Hari berganti hari, dan akhirnya telur elang itupun menetas bersama dengan telur- telur ayam lainnya. Masa kanak-kanak elang tersebut dihabiskan dengan anak-anak ayam yang lain. Dan akhirnya tingkah elang tersebut pun seperti layaknya ayam yang lain. Si anak elang menjalani kehidupannya seperti ayam, seperti yang dilakukan sang saudara tirinya, mencari cacing,bermain dengan ayam-ayam.

Hingga suatu saat dia melihat ada seekor burung elang terbang diatas mereka, sang anak elang pun terpana melihat burung elang tersebut terbang bebas diangkasa. “wah enak ya si burung elang bisa terbang bebas”kata si anak elang tersebut, ”jangan mimpi deh,kamu kan ayam nga bisa terbang seperti mereka”kata saudara tiri si elang .

Anak elang tumbuh dewasa. Badannya semakin tegar, sayapnya semakin kokoh, kuat paruhnya semakin tajam, dan kakinya semakin mencengkram. Tapi dia masih saja bertingkah seperti ayam. Dia tidak berani tuk mengepakkan sayapnya, hanya bersedih melihat dirinya berbeda dengan ayam-ayam lainnya dan hanya bisa memandang ke langit memperhatikan burung-burung lain yang terbang. Hingga akhirnya si elang itupun mati tanpa ia bisa mengepakkan sayapnya dan terbang tinggi di angkasa

Saudara elang yang terbang tinggi atau elang yang merasa diri sebagai ayam?

2. Sebab Roh yang ada dalam kita lebih besar daripada yang ada dalam dunia ini
Anugerah Allah yang besar dalam hidup kita adalah Roh Kudus, ketika Yesus akan naik ke Sorga, Ia menjanjikan Roh Kudus untuk menemani kita. Dan di hari pentakosta Roh Kudus itu tercurah bagi orang-orang percaya.
Roh itulah yang dikatakan Yohanes sebagai Roh yang lebih besar daripada Roh dunia ini. Apa itu Roh dunia ini? Roh iblis yang membisikkan ketakutan, kekuatiran, kegelisahan, dll. Kita menjadi ragu akan pemeliharaan TUHAN.
Dalam 1 Yohanes 2:16 mencantumkan tiga jenis keinginan manusiawi, yaitu: keinginan daging, keinginan mata, serta keangkuhan hidup . Semua itu tidak dapat mengalahkan iman kita jika betul-betul kita berserah kepada TUHAN.

Di Thailand ada semacam pertunjukkan gajah, yang mana gajah itu akan bermain-main dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ada saatnya gajah itu mengangkat kaki dan seakan-akan mau menginjak orang yang ada di bawah. Terang saja orang yang berada di bawah itu berteriak ketakutan. Namun yang luar biasa adalah ketika ada anak kecil yang berbaring di bawah, sementara gajah itu sudah mengangkat kaki seakan-akan mau menginjaknya. Anak kecil ini sama sekali tidak takut, bahkan ia tertawa-tawa. Mengapa anak kecil ini sama sekali tidak takut sementara orang tadi sangat ketakutan? Jawabannya sederhana, karena anak kecil itu adalah anak dari pawang gajah tersebut!

Ingat kisah Ayub ketika ia melawan situasi dalam hidupnya. Emosinya, teologinya bisa dia pertanyakan, datang tiga temannya menggoyahkan dia, kemudia istrinya ikut menggoyahkan dia…Roh Kudus yang diam dalam dirinya memberikan ia kekuatan.

Cukup percaya dengan kesungguhan hati dan kita akan menjadi pemenang.