Gembala dan Domba

Tuhan Yesus berkata, ”Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yoh. 10:11). Saya dan Anda digambarkan sebagai domba. Sebagian orang senang dengan panggilan domba, karena domba digambarkan sebagai hewan yang lucu bahkan selalu berada di pundak Yesus (lihat saja di google pictures, searching :”Jesus and lamb”). Sebenarnya, perkataan Yesus menunjukkan kelemahan manusia melalui media domba. Domba adalah hewan yang teramat bodoh, saking bodohnya, domba takkan bisa mengingat kembali jalan yang ia pernah lalui walaupun jarak yang pendek dan intensitas lewatnya sangat banyak kali.
Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai gembala, yang berarti “guru” yang memberikan arah bagi setiap domba, tanpa Dia maka manusia akan tercerai berai bahkan tidak lagi mengenal kebenaran atau arah yang tepat. Di sinilah poin penting untuk kita perhatikan bahwa, ketergantungan manusia terhadap Yesus adalah mutlak dan manusia tidak dapat mengandalkan akal budinya sebagai “source”, akal budi hanyalah baik apabila tunduk pada kebenaran Allah.
Ilustrasi atau perumpamaan singkat Yesus ini tidak hanya bicara mengenai ketergantungan manusia pada sisi arah tujuan, tetapi juga mengenai kekekalan. Frasa “memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” menunjukkan peristiwa penebusan yang dilakukan di atas kayu salib. Namun banyak yang tidak mengerti pengorbanan itu karena masilah manusia “bodoh” itu memakai pola pikir domba. Secara etimologi, kata “baik” yang dipakai Yesus merujuk pada ketulusan, kejujuran, dan hati yang sempurna, kesemuanya tentu melahirkan tindakan kasih dan kita kenal sebagai Allah yang berkorban. Hal ini menunjukkan kebaikan Allah yang berinisiatif melakukan sesuatu bagi ciptaan-Nya. Dalam frasa “akulah … baik”, menjelaskan ketidakwajiban Allah memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, namun karena kasih, Ia mampu melakukan semuanya itu. Itulah artinya gembala yang baik. Dan domba? takkan pernah menjadi gembala, karena kita akan terus membutuhkan Firman sebagai pemandu hidup kita.
Thanks God.