NATS. : MATIUS 7:10-11
Pendahuluan
Ada sebuah restoran di New York yang bernama EAT, Konsep restoran ini dibuat oleh koki bernama Nicholas Nauman yang terinspirasi oleh kebiasaan para biksu di yang selalu memakan sarapannya dalam ketenangan, tanpa ada satupun yang berbicara. Dibutuhkan ketenangan apalagi New York yang terkenal sebagai kota yang super sibuk.
Dalam dunia yang sibuk ini, dibeberapa tempat ada pelatihan tertawa, rupanya banyak orang tidak bisa tertawa, di tambah kondisi dunia yang semakin parah ini.
Sewaktu kecil, seorang berulang kali di tanyai oleh orang tuanya, ” kapan kamu akan serius?” Sebagai orang dewasa, jika anda kadang-kadang ingin bergembira, orang akan berkata, jangan bersikap seperti anak kecil! Hiduplah yang serius-serius. Dari kecil manusia sudah dibuat bingung. Dunia yg tidak jelas ini memberikan banyak dampak negatif dalam mengarunginya.
Isi
Kalau kita perhatikan Matius 7, diawali pada Matius 6 akhir yang bicara mengenai kekuatiran. Kekuatiran adalah bagian hidup manusia yang sudah ada sejak zaman dahulu dan tidak akan pernah usai sampai kapanpun. Kalau kita membaca Mazmur, kita melihat betapa banyaknya potongan-potongan perikop di mana sang pemazmur mendapatkan problem kehidupan.
Masalah itu selalu menekan kehidupan manusia secara batiniah kemudian melemahkan fisik. Masalah bersarang pada hati dan pikiran, dan rupanya pikiran adalah pembunuh nomor satu manusia, banyak orang-orang yang sakit jantung dan tensi tinggi makin diperparah oleh hati yang sakit dan pikiran yang banyak. Dan rumah sakit kejiwaan penuh dengan orang yang putusn asa serta dilanda ketakutakan tingkat tinggi.
Ilustrasi: Jepang adalah negara yang paling banyak orang mengakhiri hidupnya karena masalah ekonomi, kuatir dan menyerah dengan kehidupan ini. Tahun 2009, tercatat 32.000 orang bunuh diri.
Pada konteks bacaan kita, banyak orang-orang yang percaya Allah menghadapi masalah hidup dan nampak bahwa Yesus menyadarkan kepada kita, bahwa :
1. Orang Kristenpun menghadapi masalah hidup. Tidak lepas. Jadi kalau kita katakan, anak Raja nda akan tertimpa masalah, itu pemikiran keliru. Justru anak Raja sejati harus dilatih untuk kuat.
Ilustrasi. : ada seorang konglomerat, melatih anak-Nya untuk merasakan penderitaan karyawannya. Caranya, sebelum menjadi pewaris perusahaan, ia ditempatkan dibagian penagih utang, naik motor, baik panas maupun dingin.
2. Orang yang tekun berdoa, kalau doanya sebenarnya mencelakakan dia, maka Tuhan takkan jawab doa itu. Dipikir roti ternyata batu.
3. Tuhan tahu apa yang kita inginkan, atau yang kita butuhkan. Jadi jangan kuatir, yang terbaik akan terjadi ketika manusia menyerahkannya kepada Tuhan. Disini adalah “menyerahkan” bukan pasrah atau menyerah.
Ayat 11, Yesus menutup bagian ini dengan baik, yaitu menunjukkan janji Allah pada orang percaya. Kita tidak tahu kapan waktunya orang percaya akan memperoleh penyelesaiian masalahnya, namun akan selesai pada waktunya.
Ketika hujan itu turun, ada fasenya, mendung, hujan perlahan turun, makin lama makin lebat, kemudian dia takkan berhenti tanpa kembali perlahan. Dan yang menarik adalah, ketika hujan mulai reda, sinar matahari akan menyinari butir-butir air yang turun dan memantulkan cahaya yang indah, namanya adalah PELANGI.
tetapi seringkali banyak orang yang ketika hujan itu lebat, ia tidak lagi menanti pelangi, namun menutup dirinya dalam keptusasaan.
“Kalau ayahmu memberimu yang terbaik, terlebih Bapamu yang di sorga”.
Penutup
Kalaupun seorang ayah sangat mengasihimu, terlebih Bapamu yg di Sorga